Page 79 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 79
68
"la tahu semuanya, tapi ia selalu mencegahku jika aku
akan menjelaskannya padamu."
"Ia menganggap ini adalah karma. Karma karena selalu
tidak punya waktu untuk kalian semua semasa mendiang
mamamu masih hidup. Ia selalu sibuk dengan urusan kan-
tornya. Lag! pula, sangat tak logis jika ia akan menikah de
ngan Dian karena ia adalah adik angkat ayahmu."
Serasa disambar petir mendengarnya. Kugigit bibirku
yang gemetar, ingin rasanya tidak mempercayai apa yang
dikatakan oleh Pak Ustad. Tapi, sorot matanya membuatku
harus mengakui kebenaran itu.
Aku terdiam. Sudah berapa banyak kesalahanku pada
mereka. Prasangka-prasangka itu, kebencian itu, pengabai-
an itu, turun dan ... ah buruk sekali apa yang telah kula-
kukan pada mereka selama ini. Apakah aku masih pantas
untuk dimaafkan. Ada rasa takut yang tumbuh subur di da-
lam dadaku.
"Akankah aku dimaafkan Pak?" tanyaku lirih.
Pak Ustad tersenyum, "Manusia tempat salah dan lupa
Luth."

