Page 82 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 82
71
dang. Aku harus tegar, tekadnya dalam hati.
Omelan tante Rima dibalasnya dengan ucapan penen-
tangan. Nasihat papa tak dihiraukannya. Papa hanya mau
menjaga hati tante Rima saja. Bagaimana caranya agar tan
te Rima tidak marah lagi tanpa mau meiihat permasalahan
yang ada, Rumah baginya hanya tempat perlstirahatan. Se-
lebihnya la lebih senang menghabiskan waktu dengan te-
man-temannya. Namun, lama-kelamaan Rant! capek sendirl.
la telah menentang segala keadaan yang teiah menjadi su-
ratan takdirnya. Gugatannya terhadap takdir membuat la
memaiingkan muka dari pencipta-Nya, maiah menghujat-
Nya. Kesadaran membawa ia pada suatu kenyataan bahwa
hidup adalah pembuktian dari wujud syukur dan sabar ke-
pada Tuhan ketika harus menjalani skenarlo-Nya.
Siapakah yang dapat menebak suratan takdir? Bukti-
nya, sekarang lambat-laun kedamaian itu menyelimuti ru
mah ini. Tante Rima akhirnya memutuskan berpisah dengan
papa.
"Papa dan tante Rima layaknya dua kutub yang sama
sehingga bila disatukan malah saling tolak-menolak satu de
ngan yang lainnya. Sayartgnya, papa tidak menyadari se-
belumnya," ucap papa sendu.
Ya, penyesalan memang selaiu datang terlambat, apa-
lagi untuk menjaiin kembali ikatan yang sudah rusak di sa-
na-sini, butuh waktu yang panjang.
Suara azan subuh menyadarkan Ranti dari lamunan-
nya. Didengarnya bunyi gemericik air dari dapur. Pasti papa,
bisiknya dalam hati.
Mimpinya menyadarkan Ranti pada satu kenyataan
bahwa ia sangat menyayangi papanya. Dan, ini memberikan
ketakutan terdiri dalam hati Ranti. Seharusnya ia itiampu
memposisikan dirl. Tak ada yang abadi dalam hidup ini. Ke-
hidupan juga yang teiah menempanya untuk sabar atas se-
gaia cobaan yang diberikan Tuhan. Tapl> mimpi itu mampu

