Page 80 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 80

ELE€1 l^EimKHIReEI^AMA PAPA
           Sri Elda Mariani




           Mimpi itu datang lag!. Untuk ketiga kalinya la memlm-
                pikan hal yang sama. Ya ... Tuhan, apakah mimpi in!
           merupakan suatu pertanda. Ranti menggeieng-geleng keta-
           kutan. Dengan setengah sadar, Ranti berusaha meraih gelas
           yang ada di meja. Sedetik kemudian, air di gelas itu telah
           berpindah  ke  dalam  kerongkongannya.  Diaturnya  napas
           yang masih tersengal. Kerlngat dingin  mengucur deras di
           pelipisnya.
                Ranti berusaha agar air matanya tidak menetes ke lu-
           ar. Mimpi itu sangat menyeramkan. la  melihat papa yang
           amat disayanginya diusung untuk dihantarkan ke peristira-
           hatannya  yang terakhir. Irlngannya sangat panjang, tap!
           anehnya tidak ada Ranti, Mbak Ida maupun Mas Angga di
           sana. Ke mana mereka semua saat itu?
                Ranti  berusaha  menepis pikiran-pikiran  buruk dalam
           benaknya. Mimpi hanya bunga tidur. Bisa saja ia bermipi jadi
           presiden atau membunuh seseorang. Paiing karena penga-
           ruh film yang ia tonton sebelum tidur. Hanya orang bodoh
           saja yang percaya pada mimpi, bisiknya dalam hati.
                Ia beranjak ke luar. Ah ... lagi-lagi papa tertidur di so
          fa. Lampu ruang tamu juga lupa dimatikan. Buru-buru Ranti
           kembali ke kamar. Kemudian, dengan selimut di tangannya
           ia menutupi tubuh ringkih papanya. Setelah itu ia menuju ke
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85