Page 103 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 103

Antologi Cerpen Remaja

     berpesta seharian, Pak Sobiriii mulai berjalan tergesa menerobos
     keramaian hanya untuk mencari Irham. Ke mana kamu, Irham?
     la yakin sepenuh hati bahwa ia tadi sempat melihat pemuda itu
     berjalan mendekati ELF.
             Keramaian yang mengekaiig kebebasan Pak Sobirin
     untuk mencari Irham membuat pria pai'uh baya itu mengutuk
     sekaligus beristighfar dalam hati. Ia lelah, lagi tak tahan dengan
     cobaan yang terus-menerus mendera ia dan keluarganya. Allah,

     saya pasrah pada-Mu... Sebuah doa terucap dalam sanubari,
     "Bila Kau kehendaki ia pergi dari saya, saya ikhlas, yaa Rnbb.
     Meski telah saya anggap ia seperti anak sendiri, seorang kakak
     bagi Asrul yang dapat saya percaya dengan segala kepolosan dan
     kejujurannya..."
             Sebutir airmata menetes di pipi kiri Pak Sobirin. Ia tak
     peduli akan ada seseorang yang melihat. Baginya, menemukan
     Irham lebih penting daripada peduli apa kata orang.
             Ya! Saya baru sadar sekarang... Sedetik ia terkesiap.
     Selama ini, ia terlalu mendengarkan komentar-komentar sampah
     orang-orang sekitarnya. Ten tang dirinya, keluarga, atau Asrul
     yang plonga-plongo. Kini ia sadar bahwa semua hal yang ia
     lakukan dulumeratapi nasib dengan segudang cobaan dari Sang
     Khalik, termasuk setuju dengan semua kelakar orang-orang
     sekitar yang bahkan mungkin tak tahu-menahu soal dirinyatiada
     guna. Ia sadar kini. Dengan segenap keikhlasan dalam hatinya.
             Lalu-Ialang para pengguna termiiial semakin lama makin
     menyulitkan usaha Pak Sobirin. Telah ia datangi WC Umum,
     tempat yang paling cocok dengan hipotesanya. Namun, sial!
     Nihil. Tak ada seorang pun melihat Irham. Mungkin mereka


     96
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108