Page 106 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 106

tak enak. la  buka lipatan kertas itu. Astaga! Kata-kata yang
            tertulis rapi d i a Las kertas itu mengalir dalam bena knya.
                  ''Astaga, Bu! Coba lihat iai!" Pak Sobirin berjalan terburu
           dari kamar ke dapur, tempat Bu Halikah tengah menyiapkan
           belut goreng untxik sang suaird.
                  "Ada a pa, Pak?" Bu Halikah dibualiiya penasaran.

                  "Bu, coba kamu baca surat ini! Ini dari Irham, Bu! Dari
           Irham!"
                   Bu Halikah tak percaya cian semakin mengelus dada
           setelah  meinbaca  surat  aneh  itu.  Astaglifirullaharndzwi...

           sepertinya dia memangsengaja melakukannya, Pak?"
                   Pak Sobirin tak dapat berkata apa-apa. Semua kini makin
           absurd. Kenapa Irham  melakukan  ini  padanya, pada
           keluarganya? Perlu  waktu bagi Pak Sobirin  untuk berpikir
           sebelum ia dikagetkan oleh histeris istrinya.
                   Ada apa lagi ini? Kenapa hari ini heboh sekali?
                  "Masya Allah, Pak! Lihat!"  Kaget. Pak Sobhin tak
           percaya. Dalam perut makhluk air itu, ada secuil benda berkilau.
           Seukuran koin seratus rupiah. Emas warnanya...
                  "Pak, bisakah itu dijual?"
                  "Hus, Bu! Memikirkan dari mana belut ini makan benda
           itu saja belum selesai. Apalagi menjualnya?" Pak Sobirin meraba
           benda itu dengan telunjuknya.
                  Sepertinya emas asli... Tuhan, inikah anugerah-Mu?






                   Aku tertawa dari kejauhan.


           Anngenib Benuimi Irhcw/.... (Ciilang vS.R, SMAN 1 'legal)   99
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111