Page 99 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 99

Antologi Cerpen Rernaja

     Sobirin dibimbangkan oleh keputusan. Haruskah ia mengusir
     Irham dari rumah kecilnya  iiii?  Atau  memberi maaf pada
      pemuda malang  yang lugu  dan  terus-inenerus  membawa
      masalah dengan sifatnya itu?
            ''Mungkinkah ini  ujian?  Mungkin saya  hams tetap
      menolong pemuda itu. Sudahlah, mungkin memang ini jalan

     saya."






             Pak Sobirin serba salah dengan Irham saat ini. Ia merasa
     iba dengan perilaku istrinya terhadap Irham. Bu Halikah tak lagi
     tersenyum dengan pemuda itu dalam kondisi sehari-hari. Ia lebih
     banyak merengut, mengerucutkan bibir dengan alis mengkerut
     di kedua ujungnya. Meski sekarang Irham kembali ikut Pak
     Sobirin di Pasar Pagi berjualanbuah.
             Sekarang sedang musim mangga. Kebetulan Pak Sobirin
      mendapat mangga mnnalagi akhir-akhir ini. Penjualan dan laba
      yang didapat cukup tinggi. Membuat Pak Sobirin memperoleh
     alasan untuk sering cerah dan suinringah. Pada saat-saat itulah
     Pak Sobirin lebih banyak bercerita pada Irham. Tentang ia,
     istrinya, atau Asrul yang mendapat julukan idiot. Atau tentang
     semua cobaan yang Tuhan berikan padanya selama ini.
             "Kalau bukan karena hati nurani, mungkin saya sudah
     mencoba  bunuh diri.  Tiap-tiap  manusiasaya  percayapasti
     dianugerahi sebuah nurani. Tak peduli seberapa jahatnya ia,
     kalau ia mau menggali cahaya Ilahiyah yang tersimpan dalam
     dadanya, ia pasti dapat menjadi seseorang yang lebih baik."


     92
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104