Page 94 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 94

''O, Nak. Kamu salah orang. Pergilah mencari oraiig lain
           yang lebih inampu daripada saya. Saya masih akeh pembeli/'
           Penolakan vang berbuntut keibaan terucap dari bibir Pak Sobirin.
           Blok C Pasar Pagi kala itu masih ramai, banyak orang lalu-lalang
           caribuah.
                  'Tolongiah, Pak... Haruskah saya berjalan lebih jauh
           memutari kota ini? Ijiiikan setidaknya saya bekerja buat Bapak,
           sekadar bantu-bantu dengan gaji seadanya. Asal saya bisa
           numpang tinggal dan makan. Biar cuma sega aking. Tolong saya,
           Pak." Kali ini, Pak Sobirin merasa dirinya orang termalang.
           Perang ba tin i tu dikalahkan oleh nurarii.






                  Bu  Halikah  cukup  kaget bercampur  salut  dengan
           suaminya. "Jaman sekarang  sulit  sekali  menemukan pria
           sepertimu, Pak." Asrul yang masih sibuk bermain dengan
           boneka-boneka usangnya pun girang melihat wajah kusam
           Irham yang cerah.
                  Malamnya, Irham banyak bercerita  tentang dirmya.
           "Dusun saya ning Brebes, Bu, Pak. Orangtua saya keduanya iiwis
           sMa, Saya tidak punya saudara di sana. Maka saya berani
           merantau ke sini. Dengan harapan mendapat pekerjaan. Tapi eee,
           malah malang mendapatkan saya...," ujarnya sambil melahap
           hidangan sisa dagangan war teg dengan lahap. Pasangan suami-
           istri itu seny um maklum.
                  Zaman sekarang, di mana semuanya beranjak terbalik,
           rasanya susah untuk percaya pada berbagai pihak. Sekalipun ia


           Afingerah Berncm/ci IrhiJM.... (Ciilang S.P., SM/\N 1 Tcgal)   87
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99