Page 90 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 90

persidangan  yang seru, alot, dan melelahkan selama  txijuh
           minggu, kepu tusan sidang pun dibacakan.
                   Aku sangat bahagia. Terima kasih, Tuhan. Aku telah Kau
           izinkan  membuka kembali industri "Sembada'', telah  Kau
           selamatkan penghidupanku beserta penghidupan dua puluh
           lima  pekerja  industii  tempa  besi.  Dan pom bensin  milik
           pengusaha itu akhirnya ditutup karena melanggar ketentuan
           pendirian stasiun pompa bensin umum.
                  Senja mulai menapak di cakrawala barat, memburatkan
           pesona jingga yang menjaring semesta. Perlahan ia membulir,
           menghadirkan malam. Aku duduk di atas lincak di beranda
           rumah. Mencoba menyapa sulur-sulur kesunyian di sekitarku.
           Menatap bin tang-bin tang yang sibuk berkelip, bercanda dengan
           langit. Hembus angin yang melagu damai perlahan menyusup ke
           kedalaman hatiku, mencipta ritme-ritme kebahagian.
                  Tuhan, titipkan kebahagiaan ini kepada bapak, ibu,
           kakek, dan kakek buyut. Terima kasih Tuhan, Engkau telah
           memberiku kesempatan untuk sedikit membahagiakan mereka
           meski aku  tak  lagi  bisa  memeluk  mereka. Engkau telah
           memberiku kesempatan di usia remajaku untuk menyalakan
           semangat kepedulian membela kebenaran dan kemanusiaan.
           Semangat ini akan selalu membara layaknya besi panas dalam
           percikan bunga-bunga api dalam proses penempaan di tangan-
           tangan keluhuran. Tak akan pernah padam, tetapi mampu
           menciptakan kedamaian.








           Sepercik Dcimai htdnga Api Kehidupan.... (Swarinda Tyaskycsti, S^'f.\N 7 Punvorcjcj)   83
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95