Page 95 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 95

Antologi Cerpen Remaja


      adalah sebuah institusi vang paling dipercaya. Awalnya, susah
      untuk menaruh keperca}'aan pada cerita-cerita seorang pemuda
      bernama Irham. Tapi, lagi-lagi, entah itu andil sebuah nurani atau
      bukan, Pak Sobirin mei^gendus adanya sebuah kemelaratan dan
      penderitaan dalam tiap intonasi kata-kata lugu daribibir Irham.
            ''Mungkin sudah takdir kita, Bu. Irham akan menumpang
      di sini sampai ia mendapat pekerjaan Iain yang lebih layak dari
     sekadar bantu-bantu/' Pak Sobirin meminta ijin pada istrinya.
     Sebagai perempuan yang peka, Bu Halikah mengerti perbuatan
     suaminya. Arini dan Mashlah, kedua bathur yang membantu
      pekeijaan dapur Bu Halikah untuk wartegnya, pun tersenyum
     saat memandang wajah Irham. Pak Sobirin setidaknya merasa
     lebih lega, keluarganya menyukai Irham.






             Tinggal dengan Pak Sobirin, bagi Irham, merupakan
      berkah tersendiri. Pak Sobirin setidaknya mendapat pesuruh
     cuma-cuma kini. Mereka terbiasa tmigi subuh, setelah sholat
      berjamaah, langsung menuju Pasar Pagi menunggu tengkulak
      buah dari berbagai kota yang mengantarkan barang dagangan
     segar. Irham pintar dalam menarik pembeli rupanya, Pak Sobirin
      banyak-banyak berhamdallah. Namun, tak selamanya hari-hari
      mereka berjalan lancar. Sebuah masalah datang di hari Senin
      berangin, bulan Agustus.
            "Ampun, Pak! Ampun!" Irham coba melindungi diri dari
      keroyokan para pedagang.
             "Dasar, orang tidak tahu diri! Kamu mau mencuri buah


     88
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100