Page 97 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 97

Antologi Cerpen Reniaja


      pulang ke Ketanggungan sementara beberapa hari.
             "Bu... Kuatkan saya untuk bisa terus bersabar," pinta Pak
      Sobirin.






             Bu Halikah memang menerima keputusan suaminya. Toh
      tak  ada  ruginya  memberikan satu  lagi  kesempatan  pada
     seseorang. Apalagi Irham adalah tipikal pemuda ulet. Namun
      kepolosaiinya terkadang membawa masalah sendiri. Pernah
     Irham salah  memasukkan bumbu. Bukan garam  yang ia
     tambahkan pada tongseng hati ayam, melainkan gula. Alhasil,
     para pembeli pun berkomentar tenbang inovasi rasa yang Bu
     Halikah buat pada salah satu menunya. Untuk hal semacam itu,
     Bu Halikah masih bisa maklum.
            "Tolong jeli sedikit, Mas Irham. Kita bisa rugi lama-
     lama." Nasihat itu Irham camkan baik-baik. Bu Halikah mesti
     baiiyak mengelus dada dalam menghadapi orang seperti Irham.
             Dan akhirnya, sebuah masalah kembali terjadi.
            Siang itu, Mak Yuki berkunjung ke warteg mereka.
     Kunjungannya bisa disebut sebagai acara penagihan. Dengan
     gerak-gerik yang tak sopan, Mak Yuki melangkah masuk. Pak
     Sobirin pernah bercerita tentang hutang mereka pada wanita itu.
     Namun baru kali itu ia melihat sendiri sosok dan tingkahnya.
     Benar-benar bikin sebal! Biar begitu, Bu Halikah cukup ceria
     menyambutnya. Keceriaan yang terpaksa.
            "Irham, tolong bikinkan wedang teh untuk wanita itu.
     Cepat, dan aja nganti salah ya?" Irham segera melaksanakan


     90
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102