Page 60 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
        P. 60
     MENGGAPAI LANGIT
                                  Pinkan Kurnia
                 Aku terbang menikmati harum cahaya pagi yang beiiing
         keemasan bagai diluluri madu dan terasa lembut di sayap-
         sayapku. Sungguh pagi penuh anugerah buatku. Kehangatan
          membuat bunga-bunga  bermekaran  dengan segala
          kejelitaannya, aku melayang-layang dengan tenang di atasnya.
          Pertama kali aku terbang membuatku berbunga-bunga yang tak
          pernah ada di dunia. Aku begitu bahagia setelah sembilan belas
          tahun melihat surga tapi neraka yang terasa.
                 Dengan sayap di punggungku, aku harus berhati-hati, tak
          bisa sembarangan bersandar atau tidur terlentang. Masih sama
          ketika aku lahir. Karena aku lahir dan dibesarkan di kamar yang
          sempit, maka aku pun tiiiggal di kamar yang sempit pula. Begitu
          yang dikatakan ibu ketika suatu kali aku bermimpi dapat terbang
          melayang-layang di atas rumah-rumah bertingkat dengan kaca-
          kaca yang ramah sinar matahari, kebun bunga, dan sebuah kolam
          ikan berair jemih.
                 Maka, di dalam kamar yang sempit di mana aku dan
          Men^dpcii    (l^inkan Kucnia. SMAN Scmaranji^               53
     	
