Page 120 - 2012 STL CTL Berpikir Kritis
P. 120
105
pada siklus I 69.07 dengan tingkat ketuntasan kelas 69.07% untuk ketrampilan
berkomunikasi meningkat menjadi rata-rata 72,76 dengan tingkat ketuntasan kelas
sebesar 89,47 pada siklus II. sedangkan untuk kemampuan berpikir kritis
fenomena serupa juga terjadi dari nilai rata-rata 67.1 dengan ketuntasan kelas 50%
pada siklus I meningkat menjadi nilai rata-rata 71,71 dengan tingkat ketuntasan
kelas 81,57%. Hal ini berarti indikator ketuntasan yang telah ditetapkan telah
terlampaui (70 nilai rata-rata nilai individu, dengan ketuntasan klasikan lebih
besar atau sama dengan 80%) pada saat siklus II, hal ini berarti tindakan
dihentikan pada siklus II ini.
Pembahasan
Hasil temuan ini dapat dijelaskan sebagai berikut; bahwa pembelajaran
inkuiri dipadu dengan model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa
melakukan kegatan menemukan dan menginvestiagasi sain dalam kelompok
kooperatif, keadaan ini berakibat siswa terlibat langsung dalam menemukan dan
memahami konsep-konsep pelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis mereka, di satu sisi penggunaan pembelajaran kooperatif
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
sosialnya termasuk kemampuan siswa berkomunikasi mengeluarkan pendapat
secara lisan dan tulisan.
Uraian di atas sejalan dengan pendapat Phillips (2002), mengemukakan
inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua
jenjang pendidikan. Pembelajaran dengan strategi ini sangat terintegrsi meliputi
penerapan proses sains yang menerapkan proses berpikir logis dan berpikir kritis.

