Page 161 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 161
bangunan. Rumahnya merupakan gumpalan sesama mereka.
Bergelantungan ditempat terbuka di cabang-cabang kayu.
Kumpulannya dipimpin oleh lebah betina berbadan lebih besar
sebagai ratu. Tuhan mempersenjatai mereka dengan paruh
berbisa. Sengatannya sangat menyakitkan, tiap gigitan
meninggalkan jarum yang menancap dalam daging. Musuh
akan dikeroyok dan diburu ke mana pergi. Tapi lebah takkan
menyerang sebelum mereka diganggu.
Keunikan lainnya ialah tentang habitatnya. Dia takkan
hinggap di sembarang tempat kecuali di kuntum bunga saja.
Manisan sari bunga itulah makanannya dan itu juga yang
dikeluarkan dari tubuhnya bernama madu. Manisan lebah
adalah obat paling mujarab menyembuhkan berbagai
penyakit. Keistimewaanya menjadi nama satu surat dalam
Qur’an Surat An-nahal.
c. Ayam
Ayam sebagai makhluk penyayang anak, metode
pendidikan bangsa ayam pantas dicontoh. Sejak mengerami
telur hingga menetas dia sangat tanggung jawab, mengasuh
dan mendidiknya. Dari subuh hinggga sore menggiring anak
mencari makan. Mengais kian kemari tak perduli hujan dan
panas asal anak-anaknya kenyang. Mendapat sebutir remah
semua dipanggil. Datang musuh mengganggu diusir sekalipun
itu bapaknya, tak mau tahu.
Setelah anak-anak beranjak remaja, kuku dan paruhnya
semakin tajam. Mulailah perlahan ditinggal kemudian dipisah
penuh disiplin. Disuruh cari makan sendiri tidak lagi
bergantung kepada orang tua. Siapa yang membandel masih
mengekor dipatok lalu diusir menjauh. Sejak itu si Upik dan si
Buyung hidup sendiri berjuang mencari untung masing-
masing. Berkat didikan Ibu sekarang mereka tumbuh menjadi
132
Yus Dt. Parpatih