Page 166 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 166

BAB IV

                                     PELANGI-PELANGI MINANG














                        A. MOTTO HIDUP ( Hal 149 )

                        “Dari pada menjadi ekor gajah, lebih baik menjadi kepala
                  semut”.  Itulah  motto  hidup  anak  Minangkabau.  Ekor  gajah

                  walaupun besar letaknya di belakang. Namanya saja mengekor,
                  kepala  semut  memang  kecil  tapi  menggigit  tempatnya  di

                  depan. Badan dan perutnya yang jauh  lebih besar di bawah

                  perintah diangkut kemana maunya. Dibanding pramugara di
                  bawah perintah pilot, lebih enak menjadi kusir bendi. Terserah

                  mau  menambang  atau  tidak.  Buat  apa  berpangkat  Kolonel

                  duduk di staf, enakan Sersan Komandan Regu biar gaji kecil
                  punya pasukan yang senantiasa memberi hormat.

                        Itulah prinsip hidup yang diwarisi dari generasi terdahulu.

                  Menyadari  sebagai  pemangku  tugas  dari  nenek  moyang,
                  seorang  laki-laki  (mamak)  hendaklah  hidup  mandiri  dan

                  memikul tanggung jawab ganda. Tidak saja memimpin sanak

                  keluarga, juga ahli famili dan masyarakat kampung.
                  Sebagaimana bunyi pantun:

                        Kaluak paku asam balimbiang

                        Timpuruang lenggang-lenggangkan
                        Dibao nak rang saruaso

                        Anak dipangku kamanakan dibimbiang

                        Urang kampuang dipatenggangkan
                        Di tenggang Nagari jan binaso









                                                         Menyingkap Wajah                      137
                                                         Minangkabau

                                                                      Paparan Adat dan
                                                                      Budaya
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171