Page 170 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 170
UYUNG : Kami diusir dari kampung karena tak
berguna
BUNDO : Bukan tak berguna Nak, Tapi belum berguna.
UYUNG : Bagaimana cara kami supaya berguna?
BUNDO : Isi ke tiga rongga di badanmu. Rongga atas,
rongga tengah dan rongga bawah.
UYUNG : Apa maksud Bundo? Aku belum mengerti
BUNDO : 3 Rongga yang Bundo maksud ialah :
Pertama rongga kepala, isi dengan ilmu pengetahuan, skill dan
pengalaman. Itu ibarat SIM bagi seorang sopir. Yang kedua
rongga dada, penuhi dengan Iman dan Taqwa. Itulah ibarat rem
dan gas kendaraan. Yang ketiga rongga perut (ekonomi)
sebagai bahan bakar penggerak mesin. Tanpa semua itu mobil
ibarat onggokan besi tua.
UYUNG : Dimana Bundo ?
BUNDO : Di rantau
UYUNG : Lhoh, kok harus di rantau? Mengapa tidak di
kampung saja, apa yang kurang di tanah Minang?
BUNDO : Banyak yang kurang. Minangkabau bukan negeri
superior, cari tambahnya di negeri orang.
UYUNG : Taroklah harus keluar mengisi kepala dan perut,
Tapi dalam masalah Agama tidak kekurangan. Bukankah Adat
Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah cukup membekali
hidup kami?
BUNDO : Ketahuilah Nak, Allah takkan meneriman iman
seseorang sebelum diuji. Nah, soal-soal ujian itu lebih lengkap
dan lebih berat di rantau apa lagi di kota-kota. Godaan sangat
banyak. Tidak saja berbentuk senyuman, sampai berupa
ancaman, bujukan, rayuan, tipuan dan sebagainya. Apabila
lulus dari ujian, terimalah SK jadi urang gadang.
Menyingkap Wajah 141
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya