Page 172 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 172

UYUNG : Tadi Bundo ceritakan orang-orang besar Minang

                  dibidang Politik dan Agama. Bagaimana dengan profesi yang
                  lain, Bundo?

                        BUNDO  :  Nur  St.Iskandar  dan  khairil  Anwar  adalah

                  pujangga  ternama  pada  zamannya.  Usman  Ismail  dan
                  Jamaluddin Malik bapak perfileman Nasional, Adi negoro dan

                  Rohana  Kudus  Wartawan  perintis  dan  Rahman  Tamin

                  pengusaha terkenal di tahun 1960-an. Semua beliau-beliau itu
                  adalah para perantau yang meninggalkan kampung dan sukses

                  di negeri orang.

                        UYUNG  :  Apa  bumi  Minangkabau  tak  mampu
                  membesarkan putranya sendiri ?

                        BUNDO  :  Bukan  begitu,  Buyuang.  Tapi  mereka  telah

                  membekali  diri  dengan  ilmu  setelah  belajar  dari  Alam.
                  Dilihatnya  benih    padi  tak  bisa  besar  di  tanah  persemaian.

                  Setelah  ditabur  di  lumpur  rawa  berbencah  baru  dia  hidup
                  subur dan berbuah. Kalau masih berdesakkan dipersemaian

                  dia  takkan  menjadi  padi.  Harimau  yang  tak  berani  keluar

                  sarang jangan harap dapat mangsa. Berburu kalau mau hidup!



                        C. MINANG PIONER

                        Diantara 7  keajaiban dunia, salah satu  candi Borobudur
                  milik  bangsa  Indonesia.  Itulah  kebanggan  tersendiri

                  sebagaimana kebanggaan bangsa Mesir dengan Piramidanya

                  dan  orang  India  dengan  Tajmahalnya,  Tiongkok  dengan
                  Tembok Besar-nya di samping bangsa lain yang mempunyai

                  bangunan purbakala ter-ajaib di dunia.

                        Sebagai  perusahaan  tertua  di  Sumbar,  Semen  Padang
                  punya  motto  indah  berbunyi  :  “Kami  telah  berbuat  sebelum

                  orang lain memikirkannya”. Tentu ini bukan sekedar semboyan

                  sebab sejak tahun 1911 Indaruang telah memproduksi semen







                                                         Menyingkap Wajah                      143
                                                         Minangkabau

                                                                      Paparan Adat dan
                                                                      Budaya
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177