Page 177 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 177

menciptakan mesin penumbuk padi atau Heler, orang Minang

                  sudah kebih dulu menemukan Mesin Kincir.


                        4.  Ekonomi

                        Sudah sejak lama para ekonom Islam berupaya mencari

                  solusi diluar sistem kapitalis ala Barat. Sebagaimana diketahui
                  bahwa  prinsip  ekonomi  mereka  berbunyi  :  “Dengan

                  pengorbanan  sekecil-kecilnya  mendapatkan  keuntungan

                  sebesar-besarnya”. Apapun akan dilakukan demi terwujudnya
                  misi kapitalisme. Modal bukan hanya berbentuk uang, tapi juga

                  penguasaan  tenaga  kerja  dan  sumber  lain  penunjang
                  kelanjutan usaha. Maka terjadilah berbagai bentuk kezaliman,

                  antara  lain  eksploitasi  buruh  dan  praktek  rentenir  sesuatu

                  yang    Syariat  Islam.  Maka  sepakatlah  para  Ulama  tentang
                  hukum  bunga  Bank.  Dia  mutlak  berbentuk  riba  yang

                  diharamkan.    Sebelum  ditemukan  sistem  pengganti,  bunga
                  Bank dihalalkan dengan dalil Fiddari (keterpaksaan), karena

                  tanpa Bank, ekonomi akan runtuh.

                        Akhirnya,  pada  abad  menjelang  ke  XXI  ditemukanlah
                  bentuk yang cocok pengganti sistem kapitalis, yaitu apa yang

                  kemudian dinamakan Syari’ah. Yang dimaksud dengan Syari’ah

                  pada pokoknya menghindari dari praktek riba dan membentuk
                  usaha  saling  menguntungkan.  Antara  lain  dengan  cara  bagi

                  hasil diantara pemilik modal dan penggiat usaha. Bukan lagi

                  atas  jasa  bunga  uang,  tapi  berdasarkan  kerjasama.  Rupanya
                  sistem baru ini mendapat tempat, sekarang sudah merambah

                  ke dunia perbankan Nasional yang ditandai dengan berdirinya

                  Bank Muamalat.
                        Usaha berpola Syari’ah baru saja diterapkan. Sementara

                  sebelumnya industri kuliner Minang sudah memakainya. Ada

                  pun restoran Minang yang orang lain menamakannya “Rumah







                       148
                                  Yus Dt. Parpatih
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182