Page 272 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 272

6.  Muncak  tuan  rumah  harus  lebih  dulu  masuk  hutan

                  membawa anjing-anjing pelacak yang terlatih.

                        7.  Setiap  hasil  buruan  digantung  untuk  mengamankan
                  dari anjing-anjing yang mash dalam pengejaran.

                        8.  Bangkai  tersebut  nantinya  akan  dibagi-bagi  untuk

                  semua anjing pemburu. Barang siapa menyentuhnya tanpa izin
                  dianggap pelanggaran dan dikenakan sangsi.

                        9.  Apabila ada anjing hilang atau mati, atau masyarakat

                  mendapat kecelakaan akan disantuni oleh organisasi.
                        10. Tersedia  lembaga  mediasi  terhadap  persengketaan

                  antar sesama pemburu dalam rangka mewujudkan kedamain
                  lahir dan batin.

                        Itulah  beberapa  Tata  tertib  dan  aturan  dari  gelanggang

                  perburuan  babi  tempo  dulu.  Namun  saat  ini  aturan-aturan
                  tersebut  hampir  sirna.  Basa-basi  etika  dan  sopan-santun,

                  sudah jauh panggang dari api! Kesimpulannya: Tradisi buru

                  babi  pada  hakikatnya  adalah  sebagai  kegiatan  olahraga
                  membasmi  hama  tanaman,  sebagai  hobby  dan  yang  paling

                  prinsip adalah membangun jiwa kebersamaan.


                        F. SANG INSPIRATOR

                        Pada  tahun  60-an  bertolak  kapal  Koan  Maru  dari  Teluk

                  Bayur ke Tanjung Periuk. Diantara penumpangnya ada 3 orang
                  pemuda dari daerah yang berbeda. Yang pertama di panggilnya

                  si  BA  barangkali  kependekan  dari  Banyak  Akal,  atau

                  mengambil huruf kode plat mobil SUMBAR tempatnya berasal.
                  Kawannya,  seorang  berasal  dari  daerah  yang  terkenal

                  pemberani  dan  agak  kasar,  tapi  hatinya  baik.  Satu  lagi  anak
                  muda dari seberang, lembut dan lugu. Turun kapal terus naik

                  bis ke terminal induk (waktu itu) Lapangan Banteng. Sambil

                  duduk  di  bangku  tunggu  mereka  bercerita  bahwa  masing-







                                                         Menyingkap Wajah                      243
                                                         Minangkabau

                                                                      Paparan Adat dan
                                                                      Budaya
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277