Page 292 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 292
6. Tidak terdengar reaksi dari raja-raja di bawah proteksi
Pagaruyuang atas dipermalukannya induk semang mereka
oleh Raja Tiang Bungkuk. Disini terkesan bahwa kebesaran
Pagaruyuang yang dikatakan hebat itu hanyalah kekuasaan
“macan ompong” tanpa pembelaan.
7. Siapa Ayah dari anak semata wayang bernama Dang
Tuangku?
Khusus pertanyaan terakhir, akan dijawab dalam episode
Dang Tuanku Sang Putra Mahkota lewat keterangan bias.
Adalah hak siapapun untuk menyimpulkan sendiri apa
sesungguhnya yang terjadi dalam Istana Pagaruyuang,
berdasarkan analisis logika.
2. DANG TUANKU
Waktu itu Bundo Kanduang sudah tak muda barangkali
menjelang usia 40 tahun. Entah mengapa sampai seumur itu
Beliau belum juga dapat jodoh. Pernah memang beberapa
Putra Mahkota atau Raja dari kerajaan tetangga berkeinginan
melamar tapi semua gagal. Ada-ada saja kendalanya. Ada yang
tiba-tiba jatuh sakit lalu meninggal. Ada yang kapalnya karam
menjelang ke Pagaruyuang, ada juga tersebab sang Ratu tidak
berkenan karena beberapa hal.
Yang pasti Bundo Kanduang merasa masygul mengingat
umur semakin lanjut padahal dia mendambakan Putra
Mahkota pelanjut dinasti Pagaruyuang. Segala upaya sudah
dilakukan termasuk meminta jasa para dukun dimana-mana
tak berhasil juga. Waktu beranjak terus, rasa cemas dan harap
senantiasa mengusik batin. Padahal apa yang kurang. Selain
anggun dan cantik, kekayaan melimpah ketenaran harum
semerbak sampai ke negeri Cina, namun Dewi Fortuna belum
juga memihak. Apa yang salah pada diri. Oh, nasib.
Menyingkap Wajah 263
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya