Page 294 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 294
dewasa. Dua pemuda rupawan sama-sama gagah, sama-sama
semampai.
Untuk membedakan antara keduanya: Kalau mereka
berjalan beriring, siapa yang dimuka dialah Dang Tuanku, yang
di belakang Cindua Mato. Walaupun berwajah mirip tapi dari
aura romannya nampak berbeda. Dang Tuanku agak pendiam
berwibawa, dibekali ilmu pemerintahan, sehingga nanti tidak
canggung memimpin negara. Tata krama bicara gerak-gerik
haruslah membawakan sikap seorang Raja. Pandangan tidak
boleh menunduk jangan terlalu banyak senyum melangkah
pelan tapi pasti, pendeknya membentuk pribadi anggun dan
kharismatik. Cindua Mato menuntut seni bela dari Ayah, juga
segala macam ilmu batin dari yang hitam hingga yang putih,
sampai pun dia menyamar belajar keluar Minangkabau. Cindua
Mato mempersiapkan diri dan dipersiapkan untuk menjadi
pendekar tangguh luar dalam. Tugas sebagai Kepala keamanan
Istana sudah menanti sebagai pelanjut sang Ayah. Istana
Pagaruyuang sebagai simbol Minangkabau harus selamanya
berkibar di bawah tuah Dang Tuanku yang perkasa.
Dari berita kaba tentang keberhasilan Salamaik Panjang
Gombak memanjat Kelapa Nyiur Gading panjatannya adalah
Dang Tuanku dan Cindua Mato dengan gampang dapat
diterjemahkan Siapa gerangan yang ditamsilkan sebagai
kelapa “Nyiur Gading”? Setelah dia meminum air kelapa yang
juga diminum Kambang Bandoari kemudian mereka sama-
sama hamil, apa yang terjadi??? Sesungguhnya telah terjadi
isyarat skandal sex antara atasan dan bawahan istana. Itu
kesimpulan yang tak terbantahkan.
Dinikahkan
Menyingkap Wajah 265
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya