Page 295 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 295
Walaupun demikian, ada analisa lain pembanding
kesimpulan dari kisah “Kelapa Nyiur Gading” sebagaimana
yang dipahami banyak orang. Jangan su’uzon dulu, kata
mereka. Berdasarkan logika cara berfikir, tuduhan
perselingkuhan itu hanya sebatas asumsi. Satu peristiwa yang
tak mungkin terjadi, bahkan mustahil! Bahwa Dang Tuanku
sah anak kandung Salamaik Panjang Gombak secara hukum,
bukan anak haram! Argumennya Bak kata Pepatah :
Kok Mancancang Balandasan
Kok Mandidih Bapacik
Kok Manembak Ba alamat
Dapat dipastikan bahwa di era pemerintahan Bundo
Kanduang Islam sudah masuk Istana. Syariat Islam sudah
resmi diterima menjadi unsur pokok dalam struktur
ketatanegaraan Pagaruyuang. Mohon dipertimbangkan:
Bahwa anggota kabinet pemerintahan
Bundo
Kanduang ialah, Bandaro di Sungai Tarap, Indomo di Saruaso,
Makhudum di Sumani dan Tuan Kadidi Padang Gantiang.
Mereka berempat disebut Basa Ampek Balai. Kadhi adalah kosa
kata bahasa Arab; artinya HAKIM. Beliau ini pejabat tinggi
pemerintah di bidang Syarak. Boleh dikatakan sebagai Menteri
Agama.
Raja Pagaruyuang tidak bersifat absolut Ada dua Raja
pendamping yaitu: Raja Adat di Buo dan Raja Ibadat di Sumpu
kudus. Dua Raja bagaikan sepasang sayap penyeimbang
kekuasaan. Mereka berhak mengawasi setiap kebijakan Raja
Bundo Kanduang sebagai raja alam. Raja Adat di bidang
266
Yus Dt. Parpatih