Page 299 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 299

penyamun di Bukit Tambun Tulang. Memang untuk memutus

                  komunikasi, sengaja Imbang Jayo menempatkan segerombolan
                  penyamun diperbatasan sehingga orang tidak bisa lalu lalang

                  antara kedua negeri Pagaruyuang dan Sungaingiyang Sikaladi.

                  Karena itu rahasia fitnah terjamin. Akhirnya ayah Puti Bunsu
                  ini  pasrah  dan  menerima  lamaran  Imbang  Jayo.  Agaknya

                  peristiwa  pertunangan  antara  Puti  Bunsu  dan  Imbang  Jayo.
                  Itulah yang dilihat Cindua Mato melalui Ilmu Telepati.




                        1.  Menjalankan Tugas Istana

                        Di  pagi  yang  cerah  itu  matahari  sepenggalahan.  Cindua
                  Mato  berkemas  bersiap-siap  berangkat  menuju  ranah  Si

                  Kalawi.  Kepergiannya  menjalankan  tugas  ganda  dari  Bundo
                  Kanduang    dan  dari  Saudara.  Ada  pesan  khusus  dari  Dang

                  Tuanku. “Harus sukses” katanya dalam hati. Terlihat dia begitu

                  gagah. Berwajah tenang penuh percaya diri. Agak angker juga
                  berpakaian  hitam-hitam  itu.  Destar  bermanik  melingkar

                  menutup  sebagian  rambut  ikalnya.  Sebuah  keris  terangkai

                  gading  menancap  miring  di  pinggang  sebelah  kanan.  Bibir
                  berkumis.  Itu  komat-kamit  entah  apa  yang  dibacanya.  Pagi

                  itulah saat yang dipilih mengayun langkah sesuai petuah dari

                  guru spiritualnya.
                        Dia  akan  disertai  kerbau  Sibinuang,  ayam  Kinantan  dan

                  kuda Sigumarang. Sibinuang tanda pengasih dari Bundo dari

                  bako, Kinantan sebagai mata-mata diperjalanan. Dengan sikap
                  ta’zim  dia  bersujud  menyalami  Bundo.  Cindua  Mato

                  menghampiri Dang Tuangku sambil berpelukan. Dengan lirih

                  saudara  seayah  ini  babisik:  “Hati-hati,  bangkitkan  batang
                  terendam”. Tegas Cindua Mato berucap “Dilaksanakan, tolong

                  Doa  lkrar  bersama  nyawaku”  sambil  menepuk  bahu  Dang
                  tuanku....








                       270
                                  Yus Dt. Parpatih
   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304