Page 296 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 296

kesejahteraan  rakyat  dan  Raja  lbadat  di  lapangan  Agama.

                  Beliau bertiga ini dinamakan Rajo Tigo Selo.

                            Awal  nama  pengawal  Istana  adalah  “Selamat”,
                  lengkapnya  Salamaik  Panjang  Gombak.  Lidah  Minang

                  menyebut selamat dengan salamaik. Selamat adalah kosa kata
                  bahasa  Arab  dari  “salamat”  Artinya,  nama  itu  menunjukkan

                  bahwa orang yang memakainya beragama islam.

                        Dengan        hadirnya         dua      Ulama        berpengaruh            di
                  pemerintahan,  sangatlah  tidak  mungkin  beliau-beliau

                  menutup mata atas kejadian maksiat itu. Berat dugaan, dengan

                  keprihatinan melihat Raja yang belum juga punya anak, maka
                  Tuan  Kadhi  di  Padang  Gantiang  dan  Raja  lbadat  di  Sumpu

                  Kudus  bersepakat  menikahkan  Bundo  Kandung  dengan
                  Selamat  Panjang  Gombak.  Pemikiran  ini  timbul  melalui

                  pertimbangan  kemanusiaan  dan  Agama.  Hanya  saja

                  perkawinan ini sengaja disembunyikan. demi menyelamatkan
                  martabat dan harga diri Bundo Kandung. Bahwa Raja punya

                  suami orang yang tidak sederajat. Memalukan! Namun beliau

                  berdua bertanggung jawab atas hukum Syarak dan Adat.
                        Alasan Syarak             :       Usul         fikih.        Menghindari

                  kemudharatan lebih didahulukan dari mengambil manfaat.

                        Alasan Adat               :  Bunyi  pepatah:  Maminteh  sabalun
                  hanyuik, malantai sabalun luluih mancari sabalun hilang.

                        Para pembaca yang budiman tentu saja bagi pihak yang

                  meyakini  telah  terjadi  kecelakaan  dalam  Istana,  bukanlah
                  hendak mengungkit-ungkit aib orang yang sudah meninggal.

                  Itu tidak elok, itu Dosa. Seandainya memang terjadi, itu adalah

                  urusan  antara  makhluk  dengan  Khalik.  Kita  ambil  saja
                  i’tibarnya untuk diri.

                        Sebaliknya pihak yang membantah bukanlah menaikkan

                  benang basah untuk membela sebuah kejahatan, tapi murni







                                                         Menyingkap Wajah                      267
                                                         Minangkabau

                                                                      Paparan Adat dan
                                                                      Budaya
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301