Page 307 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 307

Semua  tuduhan  tadi  benar  adanya  hamba  diberi

                  kesempatan. Namun mohon  kesempatan untuk bertanya: Yang
                  akan hamba tanyakan:” Apakah Adat dan

                         Syarak  melarang  perbuatan  menyelamatkan  nyawa

                  seseorang  yang  sedang    terancam  maut?”.  Hanya  itu
                  pertanyaan hamba. Mohon

                  pertimbangan  yang    seadil-adilnya.

                        Sekian

                        BDK : Baiklah, sidang ditunda. Kami akan bermusyawarah
                  untuk  manjatuhkan    hukuman.  Selepas  itu  akan  dilewakan

                  amar  keputusan  perkara  Cindua  Mato.  Beberapa  saat
                  kemudian, sidang dibuka kembali.

                        Sekarang Bundo Kandung mengumumkan putusan yang

                  telah  diambil  berdasarkan  Alua  jo  Patuik.  Ini  bunyi
                  putusannya:

                        1.  Atas  tuduhan  pelanggaran  Adat,  setelah  dikaji  dan

                  diteliti secara mendalam, maka Raja Adat menyatakan: Cindua
                  Mato  tidak  bersalah  Pertimbangannya  ialah:  Petuah  Adat

                  berbunyi:  Bahwa  perbuatan  Maminteh  Urang  Hanyuik,
                  Manyalami Urang Luluih adalah kewajiban setiap orang yang

                  melihatnya.

                        2.  Keputusan dari Raja Ibadat ialah: “Cindua Mato bebas
                  dari  dosa”.  Soal  berjalan  tanpa  muhrim  dapat  dibenarkan

                  sebab  keadaan  dalam  Fiddarari,  keterpaksaan  Tentang

                  pelanggaran  Ayat  “Laa  tagrabuz  zina”  agama  membenarkan
                  dengan  dalil:  “Untuk  menyelamatkan  nyawa  seseorang

                  dibolehkan  berdusta,  apalagi  hanya  membawa  naik  kuda

                  Wallahu a’lam.
                        Demikianlah bunyi amar putusan yang disampaikan oleh

                  Bundo Kandung sebagai Hakim Ketua dalam perkara Cindua

                  Mato.







                       278
                                  Yus Dt. Parpatih
   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312