Page 23 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 23

ANJASMARA PROTES







                    Saat itu Patih Logender sedang menikmati pisang goreng

            dan  kopi jahe.  Aroma  kopi jahe yang  dicampur gula  kelapa
            menyebar ke seluruh ruangan. Sambil menikmati makanan kecil,
            ia masih teringat bagaimana anaknya, Layang Seta dan Layang
            Kumitir, marah karena  bukan  dia yang  ditunjuk  menumpas
            pemberontak di Prabalingga.

                  “Ayah …, Ayah …, tolong Kanda Damarwulan, Ayah.” tiba-tiba
            seorang perempuan datang memeluk kaki Patih Logender sambil
            menangis tersedu-sedu.

                  “Sabarlah Anjasmara, Anakku! Berbicaralah  dengan hati
            yang lapang, tenangkanlah hatimu, Anakku!” jawab Patih Logender.

                  “Ayah, Kanda  Damarwulan  malam  tadi telah  pergi.
            Bukankah Ayah tahu  kalau  Kanda  Damarwulan  tidak  memiliki
            kemampuan bela diri yang memadai? Mengapa Ayah rela melepas
            kepergian Kanda Damarwulan?” Anjasmara tidak dapat menutupi
            kegelisahan hatinya.

                  “Benar, Anakku, saya juga sering  melihat Damarwulan
            berlatih  dengan  Layang  Seta  dan Layang  kumitir. Selalu  saja  ia
            dikalahkan oleh kedua adikmu itu, tapi saya tidak bisa berbuat
            banyak. Ratu Kencana Wungu yang menghendaki, Anakku.”

                  “Jadi,  Ayahanda  tega  melihat  saya  menjadi janda?”  tanya
            Anjasmara penuh emosi.

                  “Sabarlah Anjasmara! Cobalah engkau berpikir yang jernih!
            Jangan hanya emosi saja, Anjasmara!”

                  “Ayah…, bukankah sudah jelas bahwa Kanda  Damarwulan
            akan kalah melawan Menak Jingga?”





                                         18
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28