Page 24 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 24
ANJASMARA PROTES
Patih Logender benar-benar bingung. Ia tidak tega melihat
anak sulungnya merana ditinggal suaminya. Ketika sedang
berpikir keras itulah, tiba-tiba Layang Seta dan Layang Kumitir
menghadap.
“Wah…, kebetulan kita menghadap pagi ini, Kanda,” kata
Layang Kumitir kepada Layang Seta.
“Apanya yang kebetulan, Kumitir?” jawab Layang Seta yang
belum mengetahui arah pembicaraan adiknya.
“Kebetulan, Kanda Anjasmara berada di sini.” Jelas Layang
Kumitir.
“Oh …, itu yang kaumaksud?”
“Ayah …” Layang Kumitir membuka pembicaraan, “Bagaimana
ini, saya dan Kanda Seta harus berbuat apa sekarang?”
Patih Logender diam saja, ia sedang memikirkan sesuatu.
Karena diam saja, Anjasmara justru yang bertanya, “Seta
dan Kumitir tidakkah engkau kasihan kepadaku? Kakakmu
Damarwulan telah meninggalkan kepatihan pagi tadi,” kata
Anjasmara.
“Jadi, pemuda kampung itu telah berangkat?” Layang
Kumitir masih meremehkan Damarwulan.
“Jaga mulutmu, Kumitir!” bentak Anjasmara tidak dapat
menahan emosinya.
“Bukankah Damarwulan memang orang kampung?
Bukankah ia berasal dari Paluamba, daerah yang terkenal gersang?
Apanya yang dibanggakan? Bertanding dengan saya saja tidak
pernah menang, apalagi melawan Menak Jingga! Bukankah begitu,
Kanda Seta?” Layang Kumitir masih saja mencibir Damarwulan.
19