Page 25 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 25
“Betul yang kamu katakan itu, Kumitir. Yang pantas
menumpas Menak Jingga itu seharusnya kita.”
“Anakku, hentikanlah silat lidahmu itu! Cobalah berpikir
yang agak dewasa, jangan hanya memikirkan kepentingan pribadi
saja! Yang dilakukan oleh Damarwulan itu adalah tugas kerajaan.
Jika Damarwulan berhasil mengalahkan Menak Jingga, kita juga
akan merasakan hasilnya,” Patih Logender melerai pertikaian
anak-anaknya dan sekaligus memberikan wejangan kepada
semuanya.
“Damarwulan adalah pria yang baik yang memang pantas
mendampingi kakakmu Anjasmara. Jika Damarwulan berhati
jahat, ayahmu ini pasti tidak menjadi patih lagi.”
“Mengapa bisa begitu, Ayah?” Layang Seta mencoba mencari
penjelasan.
“Ketahuilah, Anakku. Ayah Damarwulan adalah Patih
Majapahit sebelum saya gantikan. Ia bernama Maudara. Karena
Kanda Maudara meninggal dan Damarwulan masih kecil, sayalah
yang ditugasi menggantikannya. Seharusnya jabatan patih itu saya
kembalikan kepada Damarwulan, Anakku.”
“Saya yakin Damarwulan tidak mengetahui hal itu, Ayah.”
Layang Kumitir menyela pembicaraan.
“Siapa bilang Kanda Damarwulan tidak tahu? Ia pernah
berbicara kepadaku.” timpal Anjasmara.
“Itulah sebabnya, kamu Seta dan Kumitir harus membantu
kakak iparmu sebagai penebus dosaku kepada Damarwulan,” kata
Patih Logender.
Layang Seta dan Layang Kumitir diam seribu bahasa setelah
mendengar penjelasan ayah dan kakak sulungnya. Layang Seta
merasa malu kepada diri sendiri. Lelaki yang selalu dihinanya itu
ternyata adalah ahli waris sah kepatihan ini, bukan ayahnya.
20