Page 114 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 114

90 |  Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014

                     MJ/kg; dan 18,81 MJ/kg yang lebih rendah      digunakan untuk berbagai macam obat,
                     daripada banyak jenis kayu dan lebih tinggi   seperti obat batuk, obat penyakit dalam, dan
                     daripada rumput (Scurlock, 1999, Nordin,      obat panas. Rebusan rebung bambu kuning
                     1994). Kiyohiko Nakasaki mencoba meng­        (Bambusa vulgaris var. striata) digunakan
                     hancurkan bambu menjadi bubuk yang lebih      untuk mengobati penyakit liver dan juga
                     kecil (0,05µm) sehingga mudah mencairkan      penyakit kencing bernanah (gonorchoe).
                     selulosa bambu menjadi sakarida dan dapat     Daun bambu muda yang masih menggulung
                     menghasilkan 110 ml etanol dari 1 kg bambu.   dapat juga digunakan untuk obat penurun
                     Kemajuan penelitian ini akan membuka wa­      kolesterol. Penelitian bambu untuk obat
                     wasan untuk menggunakan bambu sebagai         belum berkembang di Indonesia sehingga
                     bahan bioetanol.                              informasi ini belum dapat dibuktikan secara
                                                                   ilmiah walaupun masyarakat sudah meman­
                         Bambu juga menghasilkan stok karbon
                     cukup tinggi. Menurut Isagi (1994), stok      faatkannya.
                     karbon pada Phyllostachys bambusoides di atas     Di antara 161 jenis tersebut, 126 jenis
                     tanah adalah 52,3 t C/ha dan bertambah 3.6    merupakan asli Indonesia (Gambar 60), 32
                     t C/ha setiap tahunnya, sedangkan di bawah    jenis introduksi, dan satu jenis yang sudah
                     tanah stok karbon adalah 20,8 t C/ha pada     diketahui merupakan jenis invasif, yaitu
                     sistem perakaran dan 92,0 t C/ha di tanah.    Chimonobambusa quadrangularis (Fenzl) Makino
                     Produksi bersih di atas tanah adalah 11,2 t   di TN Gede Pangrango dan G. Sibayak. Jenis
                     C/ha dan di bawah tanah 4,5 t C/ha/tahun.     invasif ini semula didatangkan ke Kebun
                     Produksi kotor diperkirakan 41,8 t C/ha/ta­   Raya Cibodas sebagai hasil tukar­menukar
                     hun dengan menjumlahkan total arus keluar     antarkebun raya dan secara tidak sengaja
                     ke lingkungan dan peningkatan biomassa.       potongan batangnya terbuang di pinggir
                     Perbandingan produksi bersih dan kotor        taman nasional yang akhirnya tumbuh dan
                     adalah 37%, seperti terjadi pada hutan muda   berkembang biak secara cepat di TN Gede
                     dan dewasa. Stok karbon pada bambu sangat     Pangrango yang berbatasan dengan Kebun
                     berbeda dilihat dari ketinggian bambu, makin   Raya Cibodas. Dari 126 jenis asli Indonesia, 94
                     tinggi bambu tersebut stok karbon yang ada    jenis di antaranya merupakan jenis endemik.
                     makin tinggi sehingga rata­rata cadangan      Indonesia juga memiliki keragaman genetik
                     karbon adalah 470,23 g/batang (78,07–1.029,79   bambu yang sangat besar, terbukti adanya
                     g/batang). Menurut Suprihatno et al. (2012),   lima kultivar bambu betung (Dendrocalamus
                     jumlah karbon yang diserap pada bambu         asper) yang tidak dipunyai oleh negara lain,
                     jenis Gigantochloa  pruriens pada biomassa    dua kultivar bambu tali (Gigantochloa apus),
                     buluh adalah 50,68 sampai 54,87%, pada daun   dan lebih dari tiga kultivar bambu ater
                     dari 47,68 sampai 53,76%, dan pada cabang     (Gigantochloa atter).
                     dari 51,97–52,86%. Stok karbon pada bambu         Ditinjau dari habitatnya, bambu tumbuh
                     sangat berbeda dilihat dari ketinggian bambu,   di berbagai habitat, yaitu dataran rendah
                     makin tinggi bambu tersebut stok karbon       dan dataran tinggi. Bambu yang tumbuh di
                     yang ada makin tinggi sehingga rata­rata stok   dataran rendah umumnya mempunyai dia­
                     karbon per individu adalah 470,23 gC. Potensi   meter yang lebih besar daripada bambu yang
                     stok karbon bambu berkisar dari 12,61–15,93   tumbuh di dataran tinggi, misalnya jenis­jenis
                     t C/ha, dan total stok karbon di perkebunan   Racemobambos dan Nastus tumbuh di datar­
                     bambu adalah 52,55 t C/ha yang terdiri atas   an tinggi, sedangkan jenis­jenis    Bambusa,
                     karbon stok bambu 14,08 t C/ha, tumbuhan      Dendrocalamus, dan Gigantochloa tumbuh di
                     bawah 0,11 t C/ha, serasah 283 t C/ha, dan    ekosistem pamah. Bambu yang tumbuh di
                     tanah 35,53 t C/ha.                           ekosistem pegunungan umumnya mempu­
                         Pemanfaatan bambu untuk obat telah        nyai perawakan menyebar (scrambling) misal­
                     dimulai sejak zaman dahulu di India dengan    nya Nastus dan Racemobambos, sedangkan
                     memanfaatkan tabashir (kristal yang terdapat   yang tumbuh di dataran rendah merambat
                     dalam ruas bambu). Di China air yang keluar   (climbing) misalnya Dinochloa. Bambu yang
                     dari bambu ketika dipanasi dapat digunakan    tumbuh di Indonesia bagian barat memiliki
                     untuk obat batuk dan obat panas. Sementara    ciri lebih tegak dan berdiameter lebih besar
                     itu, air yang ada di dalam ruas bambu pada    dibandingkan dengan bambu yang tumbuh
                     jenis bambu eul­eul (Nastus elegantissimus)   di Indonesia sebelah timur, misalnya jenis
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119