Page 151 - Alohomora - Smandel XII IPS 1
P. 151
Tetapi bukan sekedar sekolah swasta biasa, sekolah swasta yang ingin Reva
masuk adalah sekolah swasta yang terkenal dan favorit. Sekolah itu bernama
AkademiDandelions, sekolah boarding school yang terkenal denganorang-
orang yang elit, yang artinya banyak orang yang pintar dan kaya berkumpul di
sekolah tersebut. Sekolah swasta yang sangat diminati oleh kalangan
menengah, tetapi untuk masuk Akademi Dandelions harus memiliki banyak
uang dan nilai yang tinggi. Uang SPP per bulan di Akademi Dandelions sama
seperti uang SPP per tujuh bulan di sekolah negeri. Walaupun mahal tetapi
setimpal dengan fasilitas yang elit juga. Jadi tidak perlu terkejut akan hal itu.
Tentu Reva juga tahu tentang Akademi Dandelions, tetapi dia ingin menuju
langkah baru. Karena itu, dia ingin masuk ke Akademi Dandelions demi
langkah baru dan mencapai tujuannya. Untungnya nilainya cukup untuk masuk
ke Akademi Dandelions. Jadi dia beruntung bisa masuk ke Akademi
Dandelions.
Keluarga Reva setuju-setuju saja dengan keputusan Reva dan berharap
kejadian tiga tahun yang lalu itu tidak terulang lagi.Kemudian hari dimana
Reva memulai hidup baru di Akademi Dandelions pun dimulai..Teman Baru"
Hari ini Reva bangun pagi-pagi sekali, karena setelah tiga tahun
akhirnya dia bisa beraktivitas sekolah seperti orang seumuran biasanya.
Memakai seragam jas sekolahnya yang berwarna merah hitam yang selalu dia
dambakan, mengkepang setengah bagian rambutnya kanan dan kiri dan diikat
dengan pita merah sesuai warna seragamnya. Reva membawa tas sekolah yang
selalu ingin dia bawa sejak tiga tahun dan langsung pergi menuju ruang makan
untuk sarapan pagi. Suasana yang tidak seperti biasanya, mungkin karena Reva
bisa bersekolah lagi jadi mungkin suasananya semakin hangat dan ceria
daribiasanya. Walaupun biasanya juga seperti itu. "Kamu kelihatan sangat
girang dan ceria ya. Apa mungkin kamu bisa bersekolah seperti biasa jadi
kamu menjadi orang yang tidak sabaran?" goda ibunya sambil tertawa kecil.
Revapun tertawa kecil karena ucapan ibunya itu benar."Hehehe," jawab Reva,
dia memakan sarapan paginya dengan lahap sampai-sampai dia tidak
menyadari kalau ada yang tertempel krim rotinya di pinggir mulutnya. Winka
yang tidak sengaja melihatnya langsung mengambil sehelai tisu didekatnya
dan memberikannya kepada Reva.
"Bersihkan mulutmu," suruh Winka, Winka memang terlihat galak dan
dingin, tetapi dibalik sikapnya yang galak aslinya sangat baik dan penyayang.
Reva berhenti mengunyah, kemudian menerima tisu yang diberi oleh Winka
tadi, lalu mengelap mulutnya yang belepotan."Semoga kamu nyaman di
sekolah yang kamu pilih," ucap ayahnya dengan lembut. Reva mengangguk
dan tersenyum tidak sabar untuk pergi ke sekolah barunya.
139