Page 32 - Konflik Bersejarah Runtuhnya Hindia Belanda (Nino Oktorino) Septa
P. 32
24
R
pim pinan Kaisar Mutsuhito, yang kemudian lebih dikenal
dengan nama Kaisar Meiji, orang Jepang menyingkirkan
kekuasaan shogun dan melakukan mo dernisasi dengan
mem pelajari cara-cara Barat dalam apa yang disebut se ba-
UNTUHNY
gai ”Restorasi Meiji”. Mereka mendirikan pengecoran me-
riam, pabrik pe mintalan kapas serta pabrik-pabrik lain
yang dirancang seperti pabrik di Barat. Untuk memperkuat
dirinya, orang Jepang mengadakan wajib militer negara,
yang mencontoh wajib militer Prusia, dan membentuk ang-
katan laut yang meniru angkatan laut Inggris.
Para penguasa baru itu juga merancang undang-
A HINDIA BELAND
A
undang dasar dan men dirikan parlemen. Tetapi langkah-
langkah tersebut tidak mendorong ter ciptanya demokrasi.
Pemerintah hanya sekadar menggabungkan kebiasaan
serta cita-cita Barat dan Timur. Para menteri memerintah
atas nama Kaisar dan tidak bertanggung jawab kepada
parlemen. Bangkitnya kembali pemujaan kuno terhadap
Kaisar menopang suatu rasa kebangsaan baru. Dan ke-
kua saan militer pemerintah memainkan peranan besar se-
perti sebelumnya.
Keberhasilan modernisasi Jepang selama Restorasi
Meiji bukan hanya menyebabkan negara tersebut berhas-
rat untuk menyaingi negara-negara Ba rat dalam hal tek-
nologi tetapi juga dalam hal memperluas daerah kekua-
saannya. Adapun ideologi dari nafsu ekspansi ini sendiri
sebenarnya berasal dari ajaran kuno Jepang yang disebut
Hakko Ichi-u (delapan benang di bawah satu atap). Intisari
dari Hakko Ichi-u adalah pembentukan suatu ka wasan
yang didominasi oleh Jepang yang meliputi bagian-bagian
besar du nia.
Kebijakan ekspansi Jepang untuk memenuhi ajaran
Hakko Ichi-u, yang ke mudian menimbulkan perang di Asia
Pasifik, sebenarnya telah dimulai sejak zaman pemerin-
tahan Kaisar Meiji. Pada tahun 1894, Jepang menyerang