Page 32 - CIA RAHMAT HIDAYAT
P. 32

12                        TIM'OYEINER


         Dia mencari ilmuwan dan mata-mata  Jerman  untuk diinterogasi sampai
         ke barat, dengan tujuan agar mereka menolak menggunakan keahlian
         mereka untuk Soviet dan memaksa mereka bekerja  unruk Amerika Seri-
         kat. Namun semua  tugas ini tak lama kemudian menjadi prioritas  kedua
         setelah perjuangan  memahami musuh baru. Sampai  pada bulan Oktober,
         "Menjadi  sangat jelas  bahwa target utama kami adalah apa yang diren-
         canakan  oleh Rusia," kenang  Tom Polgar, yang kala itu adalah  seorang
         perwira berusia 23 tahun yang ditempatkan di markas Berlin. Pihak
         Soviet sudah menguasai jalur kereta api dan memilih  untuk bekerja  sa.
         ma dengan  partaipartai  politik  Jerman  bagian timur. Pada mulanya  hal
         terbaik yang dapat dilakukan  mata-mata Amerika adalah mencoba mene-
         lusuri pergerakan transportasi  militer Soviet  ke Berlin, yang membuat  Pen.
         tagon merasa bahwa seseorang  sedang berusaha  memata-matai  Tentara
         Merah. Helms dan anak buahnya,  yang merasa geram dengan keputusan
         'Washington
                    untuk mundur di tengah-tengah  gerak maju Soviet dan yang
         sedang bekerja keras menghadapi  penentangan  dari pejabat tinggi militer
         Amerika  di Berlin, mulai mencoba merekrut anggota  kepolisian dan poli
         tisi  Jerman  untuk membangun jaringan mata-mata di  Jerman  bagian ti.
         mur. Sampai bulan November, "Kami melihat  pengambilalihan total sis-
         tem  Jerman  Timur oleh pihak Rusia,"  ujar Peter Sichel, perwira SSU
         lain di markas Berlin, yang juga berusia 23 tahun.
            Kepala Staf Gabungan  dan menteri  angkatan laut yang kuat,  James  V.
         Forrestal,  sekarang mulai khawatir  kalau-kalau  Soviet,  sebagaimana  Nazi
         sebelumnya,  akan bergerak  untuk menguasai seluruh Eropa-dan  kemu-
         dian maju terus ke bagian timur kawasan  Mediterania, Teluk Persia,  Cina
         bagian  utara, dan Korea.  Salah satu langkah saja akan menimbulkan  se-
         buah konfrontasi yang tak seorang pun sanggup menahannya.  Dan ka-
         rena semakin meningkatnya kekhawatiran  akan terjadinya perang  baru,
         pemimpin  masa depan  intelijen Amerika  terpecah ke dalam dua kubu
         yang bersaing
            Satu kubu merasa  yakin dengan  proses  penghimpunan intelijen  rahasia
         yang bertahap dan sabar melalui  operasi spionase.  Sedangkan kubu  yang
         lain lebih yakin dengan  peperangan  rahasia-berperang melawan  musuh
         melalui  aksiaksi rahasia. Spionase  berusaha untuk mengetahui  dunia.
         Itulah Richard Helms.  Aksi rahasia  berusaha  untuk mengubah dunia.
         Dan itulah Frank Wisner.
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37