Page 32 - Adab al-Alim Wa al-Muta'allim
P. 32

31   Adab al-Alim Wa al-Muta'allim





               Pelajar  tidak  boleh  menanyakan  sesuatu  yang  bukan  pada  tempatnya,  kecuali  karena  ia
               membutuhkannya atau ia mengerti dengan memberikan solusi kepada gurunya untuk bertanya.

               Apabila guru tidak menjawab, maka hendaknya ia jangan memaksannya, namun apabila beliau
               menjawab dan kebetulan salah, maka santri tidak boleh menolaknya seketika.



               Seharusnya yang dilakukan oleh pelajar adalah tidak malu-malu untuk bertanya, begitu juga
               hendaknya ia tidak malu mengucapkan kata-kata seperti ini : “Saya belum faham”, apabila ia

               ditanya oleh gurunya, apakah engkau faham? sedangkan ia sendiri belum faham.


               Kesepuluh,  bila  dalam  belajar  santri  menggunakan  sistem  sorogan,  suatu  metode  belajar

               dengan maju satu persatu dan langsung disimak dan diperhatikan oleh ustadznya, maka ia harus
               harus menunggu gilirannya dengan tertib, tidak mendahului peserta yang lain kecuaili apabila

               ia mengizinkannya.


               Dalam  sebuah  hadits  telah  diriwayatkan  bahwasanya  suatu  ketika  ada  seorang  lelaki  dari
               sahabat anshar menjumpai Rasulullah, sambil bertanya mengenai sesuatu, setelah itu datang

               lagi seorang laki-laki dari Bani Tsagib kepada beliau, juga bertujuan yang sama, menanyakan

               sesuatu  kepada  beliau,  kemudian  Nabin  menjawab  :  “Wahai  saudaraku  dari  Bani  Tsagif,
               duduklah! Aku akan memulai mengatakan sesuatu yang dibutuhkan oleh sahabat Anshar tadi,

               sebelum  kedatanganmu,  Al  Khatib  berkata  “Bagi  orang-orang  yang  datangnya  lebih  dulu
               disunnahkan untuk mendahulukan orang yang jauh dari pada dirinya sendiri, karena untuk

               menghormatinya”.


               Begitu juga bagi orang yang datang belakangan apabila mempunyai kebutuhan, keperluan yang

               sifatnya  wajib  dan  orang  yang  lebih  awal  mengerti  akan  keadaanya  maka  hendaknya  ia
               didahulukan,  diutamakan,  atau  guru  memberikan  sebuah  isyarat  untuk  mengutamakannya

               karena adanya kemaslahatan, kebaikan yang tersembunyi di dalamnya maka ia disunnahkan

               untuk diutamakan.


               Mendapat giliran lebih awal sebenarnya bisa diperoleh dengan cara datang lebih awal pada
               majelis, forum yang dipakai oleh guru untuk melakukan transformasi keilmuan, dan hak yang

               dimiliki seseorang tidak akan pernah gugur sebab perginya orang tersebut karena sesuatu yang
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37