Page 116 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 116
kembali kayu-kayu itu, berjalan menuju pondok. Terasa serangan sakit yang
melilit dan mengejang (2000, hlm. 277).
Teweraut pun mencoba berjalan kepondokan sambil merangkak. Di dalam
pondok, Teweraut kehilangan tenaga saat mengeluarkan anak dari perutnya, meski
Ndew terus menyemangati dan membantunya agar bisa mengeluarkan bayi dalam
perutnya. Akhirnya Teweraut menyerah. Teweraut meminta ibunya untuk
membawa dirinya ke puskesmas terdekat. Namun, dokter Sita pun sudah tidak bisa
menanganinya.
Dokter Sita kemudian memasuki ruangan, meminta kerabat yang menunggu
untuk segera meninggalkan ruangan, kecuali Endew. Agak lama dia
memandangku dalam diam. Kedua lengannya dimasukkan ke saku kiri-kanan
baju praktek. Lalu ia mengalihkan wajahnya melihat Endew yang duduk
tertunduk di arah kakiku (2000, hlm. 281).
Kondisi Teweraut kian melemah. Akhirnya Teweraut meninggal bersama bayinya.
Di alam arwah Teweraut sudah ditunggu oleh Akatpits.
Kemudian aku merasa perahu itu dengan cepat meluncur. Seolah-olah kami
menunggangi angin. Akatpits terus mendayung. Ah! Perahu itu terbang? Ya,
iya terbang. Terbang terus terbang tinggi, dan pohon-pohon sagu, rawa dan
sungai tertinggal jauh di bawah kami (2000, hlm. 282 - 283)
Kematian Teweraut dan bayinya menyisakan duka mendalam bagi keluarga
besarnya. Apalagi nDiwi Desman merasa sangat bersalah atas kematian Teweraut.
Dirinya juga menyesal tidak mengikuti harapan dan keinginan Teweraut yang
sebelumnya tidak ingin menikah dulu. Teweraut pun berkeinginan dinikahi Def
yang tengah menempuh pendidikan guru, dan bukannya dinikahkan ke Akatpits
yang dipaksakan oleh dirinya. Penyesalan nDiwi terdapat pada teks:
“Duhai anakku yang bijak, kamu telah mengatasi semua dalam sikap laku
diam. Kamu samarkan dalam kegiatan tugas sehari-hari keperempuanan.
Tetapi kini kamu menyelesaikan dukamu. Kamu bawa juga bibit titipan
Akatpits, tanpa meninggalkan sedikitpun kenangan bagi yang masih tinggal.
Duh, bungaku, Teweer…” ia meraung sejadi-jadinya (2000, hlm. 287-288).
Teweraut di masa hidupnya adalah perempuan bermental baja. Namun, sekali
waktu dirinya bisa mengalami kondisi rapuh ketika berkaitan dengan persoalan
110