Page 113 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 113
kerja di Marauke? Buat apa kamu kawini aku, tetapi mencari susah di Marauke?”
tanyaku mengyanggah, tidak bisa menerima usulannya(2000, hlm. 162). Namun,
Akatpits meyakinkan Teweraut denga kalimat:
“Sebagai mandor pelabuhan, uang kita bisa banyak, Tewer, Aku ingin kamu
orang hidup senang. Punya rumah sehat, punya tivi, punya perahu motor
sendiri, pakaian banyak. Aku juga kepingin bisa menyekolahkan anak-
anakku di Universitas Cendrawasih. Itu juga cita-citamu, kan?” (2000, 162).
Sekian lama Teweraut menunggu Akatpits pulang dari perantauan, sedangkan
perutnya kian membesar. Teweraut menghibur hatinya dengan berbaur bersama
keenam istri Akatpits seperti ikut memangkur sagu, menangkap ikan, mencari
kepiting, mencari kayu, atau mengasuh anak-anak balita dari istri Akatpits lainnya.
Namun kemudian Owunes, kakak Teweraut menginformasikan di base-camp
Konoko dibutuhkan pekerja mencuci pakaian dan memasak. Owunes menyarankan
agar Teweraut mengambil pekerjaan itu, sebagaimana terdapat pada teks:
“Kau mau kerja di bes-kem (bae camp) Konoko di sungai atas sana, Tewer?”
Tanya Owunes mendekat. “Mereka memerlukan orang untuk membenahi
cucian dan masak?” Ia meminta anaknya diturunkan ke bawah. “Kalau kau
beredia. Segera saja sekarang ke kecamatan. Rombongan kecil itu sekarang
berada di sana. Besok pagi mereka sudah harus naik pulang, begitu
perbekalannya usai dilengkapi Ibu Alek Cia.”(2000, hlm. 179).
Selama menanti kelahiran dan menunggu Akatpits, Teweraut bekerja di
Konoko pada Pak Mangunsong dan Mr. Hoover dari Texas selama empat bulan.
Mereka sangat perhatian tehadap kesehatan Teweraut dan bayi dalam
kandungannnya. Namun dalam hati Teweraut merasakan kehampaan tanpa
kehadiran Akatpits. Akatpits bekerja di Merauke tidak pernah memberi kabar dan
mengirimkan hasilnya, sementara Teweraut bekerja sendiri untuk menghidupi
dirinya sendiri.
Teweraut berhenti bekerja pada masa kandungannya telah memasuki bulan
ke delapan. Dia pun kemudian pulang ke kampung halamannya. Pada saat di
kampungnnya untuk beberapa lama, kemudian Teweraut mendapat panggilan dari
pak camat atas informasi nDiwi. Pak Camat menyampaikan berita tentang kematian
Akatpits pada Teweraut dan nDiwi, meskipun pada awalnya berita tersebut masih
107