Page 172 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 172

Novel Tanah Tabu (2009) karya Anindita S. Thayf

                             Novel Tanah Tabu (2009) karya Anindita S. Thayf menggunakan teknik alur
                        maju. Namun masih ada cerita kilas balik pada masa lalu tokoh Mabel, Mace, dan

                        Helda. Misalnya Kwee, babi peliharaan Mace bercerita tentang masa lalu Mabel

                        dan Mace yang kehilangan Lukas anak Mace dikarenakan sakit, terdapat pada teks:
                             Percakapan  itu  terjadi  pada  suatu  malam  yang  berat,  pada  hari  setelah
                             pemakaman Lukas kecil. Suara Mabel dan Mace merembes keluar melalui
                             sela-sela  pintu  sehingga  membuatku  yang  masih  terjaga  tak  mau  ikut
                             mendengarkan (Thayf, 2009, hlm. 73).

                        Hal ini dilakukan sekedar upaya pengarang memberi penguatan kepada pembaca
                        untuk  pembentukan  karakter  berdasar  pada  cerita  masa  lalu  mereka.  Novel  ini

                        mengunakan pengaluran tunggal karena tidak ada alur yang bercabang di sepanjang

                        cerita, sehingga dapat dikatakan memiliki alur yang rapat dan padat yang diawali
                        dengan  teks  Matahari  belum  sepenuhnya  singgah  di  puncak  tertinggi,  tetapi

                        panasnya sudah terasa menggarangkan kulit … (Thayf, 2009, hlm. 1). Klimaks
                        cerita  novel  ini  pada  saat  Mabel  digiring  paksa  oleh  aparat  keamanan  dengan

                        diperlakukan sangat kasar. Tubuhnya diseret di hadapan Mace, Leksi, Pum, dan
                        Kwee.  Sementara  antiklimaks  Pum  (anjing)  dan  Kwee  (babi)  yang  mencoba

                        melarikan diri  dari kejaran aparat  keamanan karena diketahuai tengah mencoba

                        menyelamatkan  Mabel  yang  ditahan  pada  kamp  penyiksaan  sebagaimana
                        ditunjukkan pada teks. Kwee. Mereka akan menangkapmu juga, Lari, Kwee! Lariii!

                        (Thayf, 2009, hlm. 237). Dalam peristiwa ini Pum dan Kwee kemudian dibunuh

                        oleh aparat kemanan dalam upaya membebaskan Mabel. Menurut Stanton (2012,
                        hlm. 26) semakin sedikit karakter dalam sebuah cerita, semakin rekat dan padat pula

                        alur yang mengalir di dalamnya.
                             Tokoh  Mabel  memang  cukup  disegani  dalam  masyarakat  suku  Dani  di

                        Lembah Baliem, Papua. Namun tak sedikit pula yang membencinya karena Mabel
                        dianggap kerapkali berani mengkritisi kebijakan penguasa setempat. Mabel adalah

                        seorang perempuan tua yang kritis, berpikiran maju, tegas, cerdas, tegar, mandiri,











                                                                                                    166
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177