Page 180 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 180
dari Mabel. Peristiwa tersebut membuat Tuan Gerson
malu pada masyarakat ditambah sakit hati atas tindakan
Mabel tersebut. Tuan Gerson kemudian berkonspirasi
dengan Mama Mote, merencanakan suatu tindak
kejahatan terhadap Mabel dengan cara merekayasa
sebuah fitnah untuk Mabel. Adapu mama Mote,
melakukan hal itu, diyakini Pun karena Mama Mote pun
tidak menyukai Mabel yang kerap mengkritik berita-
berita yang dibawa dari Mama Mote dinilai hanya gossip,
dan Mabel menganggap Mama Mote hanya seorang
perempuan yang gemar menyebarkan berita-berita yang
belum tentu benar.
Tahap Ketika Mabel ditangkap oleh tentara kamanan setempat
karena dituduh sebagai salah satu anggota pemberontak
Keberhasilan
terhadap pemerintah, dan saat sebelum diseret ke mobil
tahanan, Mace meminta Leksi agar mau berjanji untuk
rajin bersekolah dan menjadi perempuan yang cerdas.
Mabel juga memberi nasihati agar Leksi tidak seperti
dirinya yang buta huruf dan buta warna sehingga mudah
ditipu dan difitnah orang.
Tindakan Tuan gerson yang diam-diam bersekongkol
dengan suruhannya, Mama Mote untuk membuat
Situasi Akhir
rekayasa tuduhan kepada Mabel, akhirnya berhasil.
Mabel yang mendapat banyak pesanan noken dari Mama
Mote dengan perintah warna merah-putih dan hijau–
putih tak menyadari jika dirinya tengah dijebak oleh
Mama Mote. Mabel yang buta warna hijau dimanfaatkan
Mama Mote atas suruhan Tuan Gerson yang sakit hati
atas kritikan Mabel. Suatu hari ketika pesanan noken
hampir selesai, tiba-tiba rumah Mabel diketuk beberapa
laki-laki bersenjata dan kemudian mendobrak pintu
rumahnya. Sambil merampas rajutan noken terakhir dari
tangan Mabel, mereka langsung menuduh Mabel
membuat bendera musuh melalui rajutan noken. Mabel
diseret, dipukuli dengan senjata, dan ditendang,
kemudian dibawa oleh mereka menggunakan mobil.
Mace, Leksi, Pum, dan Kwee tak berdaya mencegah para
lelaki bersenjata itu agar tidak membawa Mabel.
Setelah tiga hari tak ada tanda-tanda Mabel dikembalikan
ke rumah, Leksi terus meratapi kepergian Mabel.
Sementara Mace terdiam dengan terus mengingat trauma
masa lalu yang seolah terulang kembali denga ketakutan
yang sama mencekam. Dalam kondisi mereka seperti itu,
174