Page 296 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 296

sosialisasi makanan terjadi sebagian besar melalui pendekatan rutinitas
                                   654
              dan ritual waktu makan.
                  Keluarga yang makan bersama memiliki kemungkinan dua kali
              lebih besar memakan lima porsi buah dan sayuran dibandingkan ke-
              luarga yang tidak makan bersama. Makan bersama secara teratur (lebih
              atau sama dengan 5 kali/minggu) selama sekolah menengah dikaitkan
              dengan peningkatan  asupan sayuran, makanan kaya kalsium,  serat
                                                                655
              makanan, dan nutrisi penting seperti kalsium dan zat besi.
                  Dalam ulasan sistematis, 10 dari 16 (63%) studi menemukan
              hubungan  antara  rutinitas  makan  dan  pengendalian  berat  badan
              anak.  Jika mereka sering makan bersama keluarga, peluang mereka
                   656
              lebih kecil untuk menderita penyakit kelebihan berat badan.  Gizi
                                                                   657
                                                                        658
              juga lebih bagus dan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih rendah.
              Untuk kualitas diet yang sehat, sarapan bersama keluarga memberi-
              kan efek lebih baik dibandingkan makan siang atau makan malam se-
              bagaimana ditemukan pada anak-anak non-hispanik.
                                                           659
                  Frekuensi makan bersama keluarga juga berpotensi membuat anak
              Anda berprestasi secara akademis, terutama pada anak perempuan. Se-
              bagai contoh, satu studi menemukan bahwa frekuensi makan keluarga



              654  R. W. Larson dkk., “Forms and Functions,” 1–15.
              655  T. L. B. Champoux dkk., “Are Family Meal Patterns Associated with Overall Diet
                Quality During the Transition from Early to Middle Adolescence?,” J Nutr Educ
                Behav 41, no. 2 (2009): 79–86. Doi: 10.1016/j.jneb.2008.03.113
              656  C. R. Bates dkk., “Links Between the Organization of the Family Home Envi-
                ronment and Child Obesity: A Systematic Review,” Obes Rev 19, no 5 (2018):
                716–727. Doi: 10.1111/obr.12662
              657  J. A. Fulkerson dkk., “Family Meal Frequency And Weight Status Among Ado-
                lescents: Cross-Sectional and 5-Year Longitudinal Associations,” Obesity (Silver
                Spring) 16, no. 11 (2008): 2529–2534. Doi: 10.1038/oby.2008.388  Buku ini tidak diperjualbelikan.
              658  M. Dallacker dkk., “The Frequency of Family Meals and Nutritional Health in
                Children: A Meta-Analysis,” Obes Rev 19, no 5 (2018): 638–653. doi: 10.1111/
                obr.12659
              659  J. M. Berge dkk., “Beyond the Dinner Table: Who’s Having Breakfast, Lunch and
                Dinner Family Meals and Which Meals are Associated with Better Diet Quality
                and BMI in Pre-School Children?” Public Health Nutr 20, no. 18 (2017): 3275–
                3284. Doi: 10.1017/S1368980017002348


                                                        Good Nutrition  277
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301