Page 291 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 291

Memasak dapat menjadi salah satu cara praktis menilai apakah
            seorang pasien gangguan otak dapat berpikir dengan baik, terutama
            fungsi eksekutifnya. Fungsi eksekutif adalah proses kognitif ting-
            kat tinggi yang terkait dengan area otak depan (lobus frontal) yang
            penting untuk perilaku bertujuan. Meliputi perencanaan, pengurutan
                                                                      633
            menurut waktu, pemanggilan ingaran dan fungsi pencapaian tujuan.
            Orang  dengan  kerusakan  fungsi  eksekutif  menunjukkan  kekacauan
            fungsi kehidupan sehari-hari, seperti termasuk berbelanja,  memasak
                                                             634
            makanan  dan tugas-tugas sederhana seperti menyikat gigi.  Sayang-
                                                               636
                    635
            nya, sejumlah tes untuk menilai fungsi eksekutif yang dipakai saat ini
            memiliki kemampuan terbatas memprediksi  activities of daily living
            (ADL). 637
                Kegiatan memasak—disebut Cooking Task (CT) assessment— lebih
            sensitif  memeriksa  fungsi  eksekutif  pasien  gangguan  otak  (sindrom



            633  N. Morton dan L. Barker, “The Contribution of Injury Severity, Executive and Im-
              plicit Functions to Awareness of Deficits After Traumatic Brain Injury (TBI),” J Int
              Neuropsychol Soc 16, no. 6 (2010): 1089–1098. Doi: 10.1017/S1355617710000925.
              Lihat juga (1) D. R. Royall dkk., “Executive Control Function: A Review of Its
              Promise and Challenges for Clinical Research. A Report from the Committee
              on Research of the American Neuropsychiatric Association,” J Neuropsychiatry
              Clin Neurosci 14, no. 4 (2002): 377–405. Doi: 10.1176/jnp.14.4.377. (2) A. Miyake
              dkk., “The Unity and Diversity of Executive Functions and Their Contributions
              to Complex “Frontal Lobe” Tasks: A Latent Variable Analysis,” Cogn Psychol 41,
              no. 1 (2000): 49–100. Doi: 10.1006/cogp.1999.0734
            634   T. Shallice dkk., “The Origins of Utilization Behaviour,” Brain 112, 6 (1989):
              1587–1598. Doi: 10.1093/brain/112.6.1587
            635  L. Godbout dkk., “Cognitive Structure,” 337–348.
            636  M. F. Schwartz dkk., “Naturalistic action impairment in closed head injury,” Neu-
              ropsychology 12, no. 1 (1998): 13–28. Doi: 10.1037//0894-4105.12.1.13
            637  R. C. K. Chan dkk., “Assessment of Executive Functions: Review of Instruments  Buku ini tidak diperjualbelikan.
              and Identification of Critical Issues,” Arch Clin Neuropsychol 23, no. 2 (2008):
              201–216. Doi: 10.1016/j.acn.2007.08.010. Lihat juga (1) P. W. Burgess dkk., “The
              Case for the Development and Use of “Ecologically Valid” Measures of Executive
              Function in Experimental and Clinical Neuropsychology,” J Int Neuropsychol Soc
              12, no. 2 (2006): 194–209. Doi: 10.1017/S1355617706060310. (2) P. J. Eslinger
              dan A. R. Damasio, “Severe Disturbance of Higher Cognition After Bilateral
              Frontal Lobe Ablation: Patient EVR,” Neurology 35, no. 12 (1985), 1731–1741.
              Doi: 10.1212/wnl.35.12.1731


           272    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296