Page 400 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 400
pasti; kepastian bahwa ada kehidupan lain setelah kehidupan dunia
ini. Mengutip filsuf John Dewey, “... dengan tidak adanya kepastian
yang sebenarnya di tengah-tengah dunia yang berbahaya dan penuh
ancaman ini, manusia mengolah segala macam hal yang akan memberi
mereka perasaan pasti”. 906
Kepercayaan pada Tuhan—yang antara lain berbentuk keper-
cayaan adanya hari akhir—membuat manusia bisa mengelola penderi-
taannya. Salah satu sumber penderitaan adalah kecemasan akan masa
depan. Kecemasan adalah keadaan negatif yang umum terjadi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Hal itu mencerminkan perubahan kognitif
dan afektif yang kompleks dalam menanggapi ancaman potensial di
masa depan. 907
Kalimat “Tuhan dalam otak manusia” mewakili sifat otak sebagai
suatu narasi keimanan yang didasarkan pada otak sebagai BGM dan
berimplikasi dalam kesehatan dan penyembuhan. Kalimat “Tuhan
dalam otak manusia” adalah pernyataan verbal dari suatu model neu-
rokognitif dari spiritualitas (model neuro-spiritual) yang menjelaskan
bagaimana keimanan (kepercayaan pada Tuhan) berproses dalam otak
dan berimplikasi terhadap kesehatan. Model neuro-kognitif yang saya
ajukan (2003) mendapat penguatan yang lebih rinci dan prospektif
dari teori Evolutionary Threat Assessment System (ETAS). Teori yang
diajukan Flannely K. J. & Galek K. (2010) ini mengajukan pendekat-
an psikologi evolusi—selain pendekatan Neurosains—yang tidak saya
ajukan dalam model neurokognitif dari spiritualitas. Keterlibatan
908
Harold Koenig—psikiater yang menjadi salah satu pionir dalam riset
hubungan agama dan kesehatan—membuat teori ETAS ini lebih pros-
pektif. Di sisi lain, para konseptor menganjurkan penerapan Teori
909
906 J. Dewey, The Quest for Certainty: A Study of the Relation of Knowledge and Action
(Whitefish: Kessinger Publishing, 1929/2005). Buku ini tidak diperjualbelikan.
907 D. W. Grupe dan J. B. Nitschke, “Uncertainty and Anticipation in Anxiety: An
Integrated Neurobiological and Psychological Perspective,” Nature Reviews
Neuroscience 14, no. 7 (2013): 488–501.
908 K. J. Flannelly dan K. Galek, “Religion, Evolution, and Mental Health: Attach-
ment Theory and ETAS Theory,” Journal of Religion and Health 49, no. 3 (2010):
337–350.
909 Flannelly dkk., “Beliefs about God, Psychiatric Symptoms, and Evolutionary Psy-
chiatry,” Journal of Religion and Health 49, no. 2 (2010): 246–261.
Belief 381