Page 111 - A Man Called Ove
P. 111

A Man Called Ove

                “Ini pernyataan bahwa kau telah secara sukarela
            mengundurkan diri dari pekerjaanmu,” jelasnya. Ove
            membubuhkan tanda tangan. Dia menegakkan tubuh,
            wajahnya menunjukkan watak keras kepala.

                “Sekarang Anda bisa menyuruh mereka masuk. Saya
            sudah siap.”
                “Siapa?” tanya direktur.

                “Polisi,” jawab Ove sambil mengepalkan tangan di
            samping tubuh.
                Direktur menggeleng singkat, kembali mengaduk-aduk
            tumpukan dokumennya. “Aku benar-benar menganggap
            pernyataan para saksi telah hilang dalam kekacauan ini.”
                Ove memindahkan bobot tubuhnya dari satu kaki ke
            kaki lain, tanpa benar-benar tahu bagaimana cara merespons
            perkataan ini. Direktur melambaikan tangannya tanpa
            memandang Ove. “Kini kau boleh pergi.”

                Ove berbalik. Memasuki koridor. Menutup pintu di
            belakangnya. Merasa pening. Persis ketika dia tiba di pintu
            depan, perempuan yang tadi mempersilakannya masuk
            menyusulnya dengan langkah bersemangat dan, sebelum dia
            punya waktu untuk memprotes, perempuan itu menekankan
            sebuah dokumen di tangannya.
                “Direktur ingin memberitahumu, kau dipekerjakan
            sebagai petugas kebersihan malam di kereta api jarak
            jauh. Harap melapor ke mandor di sana besok pagi,” kata
            perempuan itu dengan tegas.
                Ove menatapnya, lalu menatap dokumen itu. Perempuan
            itu mencondongkan tubuh semakin dekat.


                                       106
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116