Page 107 - A Man Called Ove
P. 107

A Man Called Ove

                Ove berdiri membisu. menunduk memandang lantai.
            Ekspresi wajah para lelaki bersetelan itu beralih dari yakin
            menjadi sedikit kebingungan.

                “Ove … kau pasti mengerti, kau harus jawab pertanyaan
            itu. Apa kau yang mengambil uang itu?”
                “Tidak,” jawab Ove dengan suara tenang.

                “Jadi, siapa pelakunya?”
                Ove berdiri membisu.
                “Jawab pertanyaan itu!” perintah direktur.

                Ove mendongak. Berdiri di sana dengan punggung tegak.
                “Saya bukan jenis orang yang mengadukan perbuatan
            orang lain,” katanya.
                Ruangan itu sunyi senyap selama kira-kira beberapa
            menit.

                “Kau mengerti, Ove … jika kau tidak memberi tahu
            kami pelakunya, dan jika kami punya satu atau lebih saksi
            yang mengatakan kau pelakunya …. Maka, kami harus
            menyimpulkan kau pelakunya?” kata direktur, yang kini
            tidak begitu ramah.
                Ove mengangguk, tapi tidak mengucapkan sepatah kata
            pun lagi. Direktur mengamatinya, seakan Ove hendak menipu
            dalam permainan kartu. Wajah Ove bergeming.
                Direktur mengangguk muram. “Kalau begitu, kau boleh
            pergi.”

                Dan Ove pergi.
                Ketika berada di kantor direktur, kira-kira lima belas
            menit sebelumnya, Tom menuduh Ove. Sorenya, dua pemuda


                                       102
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112