Page 105 - A Man Called Ove
P. 105

A Man Called Ove

            pemeriksaan lalu menggerakkan gerbong-gerbong ketika Ove
            sedang berbaring tak terlindung di atas bantalan rel.

                Ketika dengan terkejut Ove berguling tepat pada
            waktunya, Tom tertawa mencemooh sambil berteriak:
            “Berhati-hatilah atau kau akan berakhir seperti ayahmu!”
                Namun Ove terus menundukkan kepala dan menutup
            mulut. Dia tidak melihat kegunaan menantang lelaki yang
            berukuran dua kali lipat dibanding tubuhnya.

                Dia pergi bekerja setiap hari dan bekerja sebaik mungkin—
            itu cukup untuk ayahnya, jadi itu pasti cukup juga untuknya.
            Para koleganya belajar menghargainya karena itu. “Ketika
            orang tidak bicara terlalu banyak, mereka tidak bicara omong
            kosong juga,” kata salah seorang rekan kerja lamanya, pada
            suatu sore di rel kereta api. Ove mengangguk. Sebagian orang
            paham, sebagian tidak.
                Ada juga sebagian orang yang memahami apa yang
            akhirnya dilakukan Ove pada suatu hari di kantor direktur,
            sementara yang lainnya tidak paham. Hampir dua tahun
            setelah pemakaman ayahnya. Ove baru saja menginjak usia
            delapan belas. Tom tertangkap basah mencuri uang dari rak
            di salah satu gerbong. Memang, hanya Ove yang melihatnya
            melakukan hal itu. Ketika uang itu hilang, hanya ada Tom
            dan Ove di sana. Dan, seperti yang dijelaskan oleh lelaki
            serius dari kantor direktur ketika Tom dan Ove diperintahkan
            datang ke sana, tak seorang pun percaya Ove bersalah. Tentu
            saja ini memang benar.
                Ove ditinggalkan di kursi kayu di koridor, di luar kantor
            direktur. Dia duduk di sana, memandang lantai selama lima



                                       100
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110