Page 106 - A Man Called Ove
P. 106

Fredrik Backman

              belas menit sebelum pintu terbuka. Tom melangkah keluar,
              tangannya terkepal begitu erat hingga kulit lengan bawahnya
              tampak pucat dan tidak dialiri darah.

                  Dia terus-menerus mencoba melakukan kontak mata
              dengan Ove; Ove terus menunduk menatap lantai hingga
              dia digiring ke dalam kantor direktur.
                  Ada banyak lelaki serius dan bersetelan yang tersebar
              di ruangan itu. Direktur sedang berjalan mondar-mandir di
              balik meja, wajahnya merah padam, seakan terlalu marah
              untuk berdiri diam.

                  “Kau mau duduk, Ove?” tanya salah seorang lelaki
              bersetelan, pada akhirnya.
                  Ove memandang lelaki itu dan tahu siapa dia. Ayahnya
              pernah memperbaiki mobil lelaki itu. Opel Manta biru.
              Bermesin besar. Lelaki itu tersenyum ramah kepada Ove dan
              sekilas menunjuk kursi di tengah ruangan. Seakan memberi
              tahu bahwa kini Ove berada di antara teman-teman dan bisa
              bersantai.
                  Ove menggeleng. Lelaki Opel Manta mengangguk paham.

                  “Baiklah kalau begitu. Ini hanya formalitas, Ove. Tak
              seorang pun di sini percaya kau yang mengambil uang itu.
              Kau hanya perlu memberi tahu kami pelakunya.”
                  Ove menunduk memandang lantai. Waktu setengah
              menit berlalu.
                  “Ove?”

                  Ove tidak menjawab. Akhirnya, suara parau direktur
              memecah keheningan setelah waktu yang lama. “Jawab
              pertanyaannya, Ove!”

                                        101
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111