Page 146 - A Man Called Ove
P. 146
Fredrik Backman
“Dengar, aku tidak punya SIM. Itu saja. Apa masalahnya?”
“Berapa usiamu?” tanya Ove, yang kini nyaris merasa
takjub.
“Tiga puluh,” jawab perempuan itu dengan tidak sabar.
“Tiga puluh?! Dan tidak punya SIM? Apa ada yang salah
dengan dirimu?”
Si Perempuan Hamil mengerang, mengangkat sebelah
tangannya di depan hidung, dan menjentikkan jemari dengan
jengkel di hadapan wajah Ove.
“Fokus sedikit, Ove! Rumah sakit! Kau harus mengantar
kami ke rumah sakit!”
Ove tampak nyaris tersinggung.
“Apa maksudmu dengan ‘kami’? Kau harus menelepon
ambulans jika orang yang kau nikahi tidak bisa membuka
jendela tanpa terjatuh dari tangga….”
“Sudah! Mereka sudah membawanya ke rumah sakit.
Tapi, tidak ada tempat untukku di dalam ambulans. Dan
kini, gara-gara salju, semua taksi di kota ini penuh dan bus
macet di mana-mana!”
Bercak-bercak darah mengaliri sebelah pipi perempuan
itu. Ove menyatukan rahang begitu keras hingga giginya
mulai gemeretak.
“Kau tidak bisa memercayai bus-bus sialan itu. Sopir
mereka selalu mabuk,” katanya tenang, dengan dagu
tertunduk yang mungkin membuat orang percaya bahwa
dia sedang mencoba menyembunyikan kata-katanya di balik
kerah kemeja.
141