Page 148 - A Man Called Ove
P. 148

Fredrik Backman

                  Perempuan itu sudah beranjak pergi dengan sepasang
              kaki mungil yang tampak benar-benar kekecilan untuk perut
              hamil besar itu, menghilang di pojok gudang sepeda, dan
              berjalan ke rumahnya.

                  Ove tetap berada di tempatnya, seakan menunggu
              seseorang menyusul perempuan itu dan mengatakan bahwa
              sebenarnya Ove belum selesai bicara. Akan tetapi, tak seorang
              pun berbuat begitu. Ove memasukkan kepalan tangannya
              ke balik ikat pinggang dan memandang selang di lantai.
              Sesungguhnya, bukan tanggung jawabnya jika seseorang
              terjatuh dari atas tangga yang dipinjam darinya—begitulah
              menurut pandangannya.
                  Namun mau tak mau, dia tentu saja memikirkan apa yang
              akan diperintahkan oleh istrinya dalam keadaan seperti itu,
              seandainya istrinya ada di sini. Dan tentu saja, tidak begitu
              sulit mengetahuinya, pikir Ove menyadari. Dengan agak
              sedih.

                  Akhirnya, Ove berjalan ke mobil dan melepas selang
              dari knalpot dengan sepatunya. Memasuki Saab. Memeriksa
              kaca-kaca spion. Memasukkan persneling ke posisi pertama
              dan keluar dari area parkir. Ove tidak benar-benar peduli
              mengenai bagaimana perempuan hamil asing itu tiba di
              rumah sakit. Namun, Ove tahu sekali kalau istrinya tidak akan
              habis-habis mengomelinya, jika hal terakhir yang dilakukan
              Ove di dunia ini adalah membuat hidung perempuan hamil
              itu berdarah dan membiarkannya naik bus.







                                        143
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153