Page 18 - A Man Called Ove
P. 18
Fredrik Backman
Ove berdiri di ruang duduk rumah berteras dua tingkat
yang dilengkapi loteng seukuran setengah rumah di bagian
belakangnya, lalu menatap ke luar jendela. Si sok-pamer
berjanggut pendek—berusia empat puluh—dari rumah
di seberang jalan sedang berjoging melewati rumah Ove.
Namanya Anders sepertinya. Pendatang baru, mungkin belum
tinggal di sini selama lebih dari empat atau lima tahun. Namun
dia sudah berhasil membujuk masuk kelompok pembina
Asosiasi Warga. Dasar ular. Dia menganggap jalanan ini
miliknya.
Sepertinya dia pindah kemari setelah bercerai, lalu
membeli rumah dengan harga jauh di atas harga pasar. Yang
khas dari bajingan-bajingan ini, mereka datang kemari dan
mendongkrak harga properti untuk orang jujur. Seakan ini
semacam area kelas atas. Ove memperhatikan bahwa lelaki
itu juga mengendarai Audi. Sudah bisa ditebak. Orang yang
berwirausaha dan semua idiot lainnya mengendarai Audi.
Ove memasukkan tangan ke saku. Dia mengarahkan
tendangan yang sedikit angkuh ke lis dinding. Sesungguhnya,
rumah berteras ini agak kebesaran untuk Ove dan istrinya, dan
ini memang diakuinya. Namun semuanya sudah lunas. Tak
tersisa cicilan satu sen pun. Dan ini jelas melebihi apa yang
bisa dikatakan orang mengenai lelaki perlente itu. Sekarang
ini semuanya serbapinjaman; semua orang tahu itu. Ove
telah melunasi cicilan rumahnya. Melaksanakan tugasnya.
Pergi bekerja. Tak pernah mengambil cuti sakit sehari pun.
Memanggul apa yang menjadi bebannya. Memikul sedikit
tanggung jawab. Tak seorang pun melakukan hal itu lagi,
tak seorang pun memikul tanggung jawab.
13