Page 21 - A Man Called Ove
P. 21

A Man Called Ove

            mendongak memandang langit-langit ruang duduk.
            Hari ini, dia akan memasang pengait di sana. Dan yang
            dimaksudkannya bukanlah sembarang pengait. Semua
            konsultan IT, yang menggembor-gemborkan diagnosis
            kode-data dan mengenakan salah satu kardigan—yang
            bisa dikenakan lelaki maupun perempuan dan seakan
            wajib dipakai oleh mereka semua sekarang ini—pasti akan
            memasang pengait di bawah standar. Namun, pengait Ove
            akan sekukuh batu. Dia akan menyekrupnya begitu kencang
            sehingga ketika rumahnya dihancurkan, pengait itu akan
            menjadi benda terakhir yang masih bertahan.

                Beberapa hari lagi akan muncul semacam agen perumahan
            pongah yang berdiri di sini dengan simpul dasi sebesar kepala
            bayi, mengocehkan “kemungkinan renovasi” dan “efi siensi
            ruang”, dan bajingan itu akan punya segala macam opini
            mengenai Ove. Namun, lelaki itu akan bungkam seribu bahasa
            mengenai pengait Ove.
                Di lantai ruang duduk, terdapat salah satu kotak “barang-
            berguna” milik Ove. Begitulah cara mereka membagi rumah.
            Semua barang yang dibeli istri Ove tampak “cantik” atau
            “nyaman”. Semua barang yang dibeli Ove berguna. Benda
            yang punya fungsi. Dia menyimpan barang-barangnya di
            dalam dua kotak berbeda, satu besar dan satu kecil. Ini kotak
            yang kecil. Penuh dengan sekrup, paku, beberapa set kunci
            pas, dan hal semacam itu.

                Orang tidak punya barang berguna lagi. Orang hanya
            punya sampah. Dua puluh pasang sepatu, tapi mereka tidak
            pernah tahu di mana sendok sepatu berada; rumah dipenuhi
            oven microwave dan televisi layar-datar, tapi mereka tidak

                                       16
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26