Page 16 - A Man Called Ove
P. 16
Fredrik Backman
Dan itu karena Ove tidak memercayai Internet. Dia
mengeja kata itu dengan “I” besar dan menekankan kata
“-net”, walaupun istrinya mengomel bahwa kau harus
meletakkan tekanannya pada kata “inter”. Dengan segera,
kelompok pembina itu menyadari bahwa internet harus
melangkahi mayat Ove terlebih dahulu jika ingin menyaksikan
Ove membuang sampah. Pada akhirnya, tidak ada kamera
yang dipasang. Baguslah, pikir Ove. Lagi pula inspeksi harian
lebih efektif. Kau tahu siapa yang melakukan apa dan siapa
yang menjaga agar segalanya terkendali. Siapa pun yang
punya setengah otak pasti bisa memahaminya.
Ove mengunci pintu ketika sudah menyelesaikan inspeksi
ruang sampah, persis seperti yang dilakukannya setiap pagi,
lalu dia menarik pegangannya tiga kali untuk memastikan
pintu itu tertutup dengan benar. Kemudian, dia berbalik dan
melihat sepeda yang tersandar di dinding luar gudang sepeda,
walaupun ada papan besar menginstruksikan warga agar tidak
meninggalkan sepeda di sana. Persis di sampingnya, salah
seorang tetangga telah menempelkan pesan tulisan tangan
bernada marah: “Ini bukan area parkir sepeda! Belajarlah
membaca pengumuman!”
Ove menggumamkan sesuatu mengenai orang idiot tak
berguna, membuka gudang sepeda, mengangkat sepeda itu,
memasukkannya dengan rapi ke sana, lalu mengunci gudang
dan menarik pegangan pintunya tiga kali. Dia merobek
pesan bernada marah itu dari dinding. Sebenarnya, dia ingin
mengusulkan kepada dewan pembina agar memasang plang
“Dilarang Menempelkan Pamflet”. Saat ini, orang seakan
mengira mereka bisa menempelkan pesan bernada marah
11