Page 13 - A Man Called Ove
P. 13
A Man Called Ove
“Minggat!” teriak Ove, sebegitu mendadaknya sehingga
si kucing melonjak ke belakang. Sejenak, si kucing mengamati
lelaki berusia lima puluh sembilan tahun dan kelomnya
itu, lalu berbalik dan melompat-lompat pergi. Ove berani
bersumpah si kucing memutar bola mata sebelum menghilang.
“Dasar hama,” pikir Ove sambil menengok arloji. Pukul
enam kurang dua menit. Saatnya pergi, atau kucing sialan
itu akan berhasil menunda inspeksi menyeluruhnya. Dan
itu akan menyebalkan.
Ove mulai menyusuri jalan setapak di antara rumah-
rumah. Dia berhenti di dekat papan lalu lintas yang memberi
tahu pengemudi kendaraan bermotor bahwa mereka dilarang
memasuki area permukiman. Dia menendang tiang logam itu
keras-keras. Tiang itu tidak miring, tapi Ove selalu berpikir,
tidak ada salahnya ia memeriksa. Ove adalah jenis lelaki yang
memeriksa kondisi benda apa pun dengan menendangnya
keras-keras.
Ove berjalan melintasi area parkir dan mondar-mandir
di sepanjang semua garasi untuk memastikan tadi malam
tak satu garasi pun yang dimasuki pencuri atau dibakar
gerombolan perusak. Hal-hal semacam itu tidak pernah
terjadi di sekitar sini, tapi Ove juga tidak pernah sekali pun
melewatkan inspeksinya. Tiga kali dia menarik pegangan
pintu garasinya sendiri, tempat mobil Saab-nya diparkir.
Persis seperti pada pagi lainnya.
Setelah itu, dia memutar melewati area parkir tamu. Di
sana, mobil hanya bisa ditinggalkan hingga dua puluh empat
jam. Dengan cermat, dia mencatat semua pelat nomor di
buku catatan kecil yang disimpannya di dalam saku jaket,
8