Page 28 - A Man Called Ove
P. 28

Fredrik Backman

                  Si Hamil tidak tersenyum. Begitu juga Ove. Perempuan itu
              bersedekap. Ove menyelipkan tangan ke balik ikat pinggang.
              Si Kerempeng jelas tidak tahu harus berbuat apa  dengan
              tangan besarnya. Jadi, dia mengayunkan kedua tangan ke
              depan dan belakang melintasi tubuh, dengan sedikit tersipu-
              sipu, seakan tangan itu terbuat dari kain dan berkibaran ditiup
              angin sepoi-sepoi.

                  “Akan kupindahkan dan kucoba lagi,” katanya pada
              akhirnya, sambil kembali tersenyum manis kepada Ove.
                  Ove tidak membalas senyum itu. “Kendaraan bermotor
              tidak diperbolehkan di area ini. Ada plangnya.”

                  Si Kerempeng melangkah mundur dan mengangguk
              bersemangat. Berlari-lari mundur dan sekali lagi menjejalkan
              tubuh ke dalam mobil Jepangnya yang kekecilan itu.
                  “Astaga,” gumam Ove dan perempuan hamil itu
              dengan kesal, serempak. Dan ini sesungguhnya membuat
              ketidaksukaan Ove terhadap perempuan itu sedikit berkurang.
                  Si Kerempeng memajukan mobil beberapa meter; Ove
              bisa melihat dengan sangat jelas bahwa lelaki itu tidak
              meluruskan karavannya secara benar. Lalu, si Kerempeng
              mulai memundurkan mobil lagi. Langsung menabrak kotak
              surat Ove, membengkokkan logam lembaran berwarna hijau
              itu.

                  Ove bergegas maju dan membuka pintu mobil.
                  Si Kerempeng mulai mengepak-ngepakkan lengannya
              lagi.






                                         23
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33